Mendikbudristek Nadiem Makarim meninjau PTM Terbatas. Foto: Medcom.id/Ilham Pratama Putra.
Mendikbudristek Nadiem Makarim meninjau PTM Terbatas. Foto: Medcom.id/Ilham Pratama Putra.

Orang Tua Sebut Minat Anak Baca Buku Menurun Selama PJJ

Ilham Pratama Putra • 10 September 2021 13:27
Jakarta: Orang tua murid SD Santo Franciscus III, Jakarta Timur, mengeluhkan dampak Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Selain tak efektifnya metode belajar, PJJ juga disebut menurunkan minat peserta didik membaca buku.
 
Salah satu orang tua murid, Enrico, mengaku khawatir terhadap pelaksanaan PJJ yang justu membuat anak ketergantungan terhadap gawai. Keluhan ini disampaikan secara langsung kepada Mendikbudristek, Nadiem Makarim ketika berkunjung ke sekolah anaknya.
 
"Ketika anak terlalu terbiasa dengan segala hal yang sifatnya teknologi, takutnya ada yang sifatnya konvensional yang perlahan-lahan mulai terkikis. Salah satunya contohnya mungkin kebiasaan membaca buku. Kalau saya boleh curhat, kalau saya mengajak anak itu susahnya bukan main. Jadi mereka lebih senang pakai gadget," cerita Enrico di SD Santo Fransiskus III, Jakarta Timur, Jumat 10 September 2021.

Dia mengakui, melek teknologi pada masa ini sangat penting. Namun, bukan berarti menyingkirkan minat terhadap aktivitas membaca buku.
 
Hal serupa disampaikan juga oleh salah satu guru SD Santo Fransiskus III Jakarta Timur, Chatrine. Dirinya mengungkapkan keprihatinan yang sama terkait rendahnya kualitas baca anak-anak Indonesia.
 
Baca: Kesulitan Gelar PTM Terbatas, SMP PGRI 20 Jakarta Curhat kepada Nadiem
 
Sebagai guru, dirinya berharap dunia pendidikan dapat terus mengupayakan agar anak-anak punya minat baca.  Ia menyarankan ada strategi khusus dari orang tua agar mampu menjadi percontohan bagi anak.
 
"Apakah perlu diadakan misalnya setiap hari ia membaca di keluarga. Saya kira kalau anak melihat sudah melakukan itu saya kira otomatis anak itu juga akan melakukan yang sama," ujarnya.
 
Sementara itu, Nadiem menyebut, isu mengenai minat membaca buku dan ketergantungan anak pada gawai adalah isu global. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, dan juga telah tampak gejalanya jauh sebelum pandemi covid-19.
 
"Karena gadget itu adalah suatu device yang enggak usah anaknya, orang tuanya aja ketagihan. Ujung-ujungnya, sebenarnya ada satu peran yang lebih penting dari guru, yang sudah jelas yakni orang tua. Ini kuncinya di orang tua sebenarnya dalam mengatur aspek bagaimana kita mengatur kehidupan anak kita," terang Nadiem.
 
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan