"Kami mengikuti tren gaya sekarang. Mas Menteri (Mendikbud Nadiem Makarim) kan jago teknologi, masak kami yang di bawahnya tertinggal jauh," ujar Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbud Hendarman, pada program Newsmaker Medcom.id, Sabtu, 5 Desember 2020.
Selain dari YouTube dan TikTok, materi pendidikan karakter tersedia di situs cerdasberkarakter.kemendikbud.go.id. Situs ini menjadi acuan bagi para guru yang ingin mengajarkan pendidikan karakter kepada para siswa.
Pada situs itu, kata Hendarman, pesan utamanya membicarakan soal karakter yang diangkat dari nilai-nilai Pancasila. Sebagai dasar negara, Pancasila harus menjadi rujukan dalam pendidikan karakter.
"Itu yang menjadi konteks utama kami. Lalu dari situ, diturunkan nilai-nilai Pancasila terhadap kebijakan baru yang disebut Profil Pelajar Pancasila. Ada enam dimensi turunannya," ujar Hendarman.
Keenam dimensi yang dimaksud, yakni bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berekbhinnekaan global, gotong royong, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri.
“Profil Pelajar Pancasila akan menjadi acuan Kemendikbud untuk berbagai program. Entah itu kurikulum penilaian, penguatan karakter. Semua bermuara pada Profil Pelajar Pancasila," ujarnya.
Supaya enam dimensi itu bisa tersampaikan kepada masyarakat, Kemendikbud juga membuat iklan layanan masyarakat. Iklan tersebut berupa video pendek berdurasi dua menit.
"Kami jelaskan apa yang dimaksud dari masing-masing enam dimensi itu," kata Hendarman.
Tidak hanya itu, Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud juga menyelenggarakan webinar agar nilai-nilai dari keenam dimensi Profil Pelajar Pancasila dapat tersampaikan lebih luas lagi. Pada penyelenggaraan webinar, Kemendikbud menggandeng para praktisi dan influencer, serta tokoh publik yang relevan dengan anak muda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News