Dosen Ilmu Informasi dan Perpustakaan (IIP) Universitas Airlangga (Unair) Rahma Sugihartati menyebut literasi digital sangat berdampak pada tingkat keberhasilan transformasi digital Indonesia. Pengertian literasi digital sejatinya menjurus pada dua aspek penting.
"Pertama, soal kemampuan masyarakat menggunakan informasi dan teknologi digital dalam banyak format. Kedua, terkait kemampuan untuk membuat informasi dan mengevaluasinya secara kritis. Yang kedua ini, tampaknya kita masih menjadi persoalan,” ujar Rahma dikutip dari laman unair.ac.id, Kamis, 24 Maret 2022.
Rahma menyebut anak muda sangat menguasai teknologi digital. Namun, generasi muda mesti lebih banyak belajar keahlian mengevaluasi dan mencerna informasi secara kritis.
“Contohnya, tampak pada penyebaran hoaks yang masih tinggi. Terutama ketika event politik terjadi. Termasuk juga hate speech. Beberapa perilaku netizen itu sebenarnya menggambarkan kemampuan literasi digital yang rendah,” kata ahli informasi dan masyarakat serta perilaku informasi tersebut.
Analisis Rahma diperkuat dengan hasil Riset Digital Civility Index (DCI) 2021 dari Microsoft. Netizen Indonesia dinilai semakin tidak sopan selama pandemi covid-19.
Rahman menuturkan rendahnya literasi digital akibat pembuatan informasi yang kurang produktif tersebut akhirnya berdampak pula pada angka capaian program penguatan literasi digital Indonesia. Salah satunya, Talenta Digital Indonesia.
“Kita punya gap sekitar 600.000 per tahun antara remaja bertalenta dan permintaan dari sektor teknologi. Kita masih kekurangan tenaga bertalenta digital yang menjadi kunci transformasi digital,” tutur dia.
Rahma mengapresiasi sejumlah agenda nasional pemerintah terkait peningkatan talenta digital. Namun, dia menyebut masih ada pekerjaan rumah bagi pemerintah.
Terutama, memastikan pendidikan literasi digital dapat diberikan sejak dini. Dia juga menekankan pentingnya mengintegrasikan literasi digital dalam kurikulum pendidikan di semua jenjang.
Baik tingkat SD, SMP, SMA, maupun perguruan tinggi. Upaya tersebut sangat penting untuk menanamkan literasi digital sejak dini.
“Di era masyarakat digital, mau tak mau kita perlu mempersiapkan kemampuan literasi digital yang memadai. Generasi muda harus mulai peka dan kritis terhadap informasi agar muncul sebagai hal yang positif dan produktif,” kata Rahma.
Baca: 3.100 Mahasiswa Siap Ikuti Kelas Bangkit 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News