Keduanya, yaitu mahasiswa Program Doktor Ilmu Lingkungan Sekolah Pascasarjana Unpad Clarisa Dity Andari dan dosen Fakultas Teknik Geologi Syaiful Alam. Clarisa dan Syaiful menerima beasiswa AUD8.500 dan akan terbang ke ANU untuk penelitian kolaboratif.
“FRT adalah program kompetitif dan bergengsi untuk staf dan mahasiswa terbaik dari institusi papan atas Indonesia. Program ini menawarkan peluang bagi talenta peneliti baru Indonesia untuk membentuk koneksi internasional dan mengembangkan keterampilan penelitian di universitas terbaik Australia,” beber Clarisa dikutip dari laman unpad.ac.id, Kamis, 27 April 2023.
Clarisa menjelaskan penerima beasiswa akan diundang untuk penelitian kolaboratif di Fakultas Sains, Kesehatan dan Kedokteran serta Teknik dan Ilmu Komputer ANU. Terdapat beberapa projek riset yang disediakan ANU setiap tahun.
Tahun ini, proyek riset yang disediakan meliputi astronomi dan astrofisika, biologi, kimia, ilmu komputer, ilmu kebumian, epidemiologi dan kesehatan masyarakat, matematika, riset kedokteran, fisika dan keteknikan, serta ilmu komunikasi. Clarisa masuk pada proyek riset biologi dengan tema Evolution of Honeybee Parasites and Diseases.
Proyek tersebut bertujuan memahami bagaimana parasit dan penyakit berevolusi bersama dengan inangnya. Riset yang menjadi tema disertasinya ini dilakukan melalui penelitian serangga berbasis lapangan pada lebah madu yang menjadi inang bagi banyak penyakit virus dan parasit artropoda.
Riset akan menggabungkan komponen laboratorium, bioinformatik, dan lapangan. Supervisor sekaligus ko-promotor untuk riset ini adalah Prof. Alexander Mikheyev dari ANU.
Clarisa mengungkapkan pemilihan riset tersebut merupakan lanjutan dari studi riset yang sudah dilakukan di jenjang Sarjana dan Magister terkait serangga penyerbuk (polinator). Salah satu research project ANU FRT 2023 adalah terkait Evolution of Honeybee Parasites and Diseases yang sejalan dengan studi sarjana dan magisternya.
“Saya mengontak Prof Alexander Mikheyev selaku supervisor ANU pada research project tersebut. Beliau mendukung rencana penelitian saya dan mendukung saya untuk mendaftar pada FRT,” papar dia.
Sementara itu, Syaiful akan melakukan riset pada bidang stratigafi sesuai proposal yang diajukan serta memiliki kesesuaian dengan tema riset yang ditawarkan Grup Riset Paleomagnetisme di ANU.
“Tujuannya adalah untuk mengevaluasi dampak Siklus Milankovitch pada sedimentasi Purbakala Pliosen dan Pleistosen atau pada rentang 5,33–2,58 juta tahun yang lalu dan 2,58 juta–11,7 ribu tahun yang lalu,” papar Syaiful.
Adapun supervisor dari riset Syaiful dalam program FRT adalah Assoc. Professor David Heslop dan Prof. Andrew Roberts yang berada di bawah Grup Riset Paleomagnetisme pada Research School of Earth Sciences ANU.
Kolaborasi riset tersebut akan menghasilkan laporan kegiatan riset untuk evaluasi dan publikasi program. Lulusan program FRT akan berpartisipasi dalam publisitas program dari waktu ke waktu, mencakup publisitas di Indoensia dan/atau Australia.
Syaiful tertarik mengambil program riset ini karena kesesuaian dengan tema riset yang ditawarkan oleh program FRT beserta sekolah risetnya dan kemajuan fasilitas laboratorium yang akan digunakan di ANU.
Clarisa mengungkapkan program beasiswa FRT ANU terbilang kompetitif. Tahun ini, ANU memberikan beasiswa program FRT kepada 19 penerima dari 13 institusi di Indonesia.
Dia berharap program ini dapat berjalan sesuai target yang telah disiapkan. Syaiful juga berharap program ini dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan yang bisa diterapkan dalam riset geologi, khususnya pada kajian stratigrafi di Indonesia.
Baca juga: Unpad Tawarkan Beasiswa Fast Track Magister dan Doktor, Ini Benefitnya |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News