Perjanjian Kerja Sama (PKS) ditandatangani oleh Dekan FIB UNS, Warto, dan Dekan Fakultas Sastra dan Jurnalistik Xihua University, Pan Shuxian. Penandatanganan disaksikan langsung oleh Rektor UNS Jamal Wiwoho dan Rektor Xihua University Liu Shugen.
Warto megatakan ini adalah momentum yang ditunggu-tunggu. Setelah melalui proses panjang dan melawati berbagai tantangan, rektor dan staf Xihua University bisa mengunjungi FIB UNS untuk menandatangani MoU.
"Kerja sama ini terkait kolaborasi antara program studi (Prodi) Sastra dan Jurnalistik Xihua University dengan Prodi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok UNS. Kolaborasi program ini diharapkan bisa mendukung tujuan dan realisasi internasionalisasi kedua Universitas, ucap Warto dikutip dari laman uns.ac.id, Selasa, 14 Maret 2023.
Pan Shuxian menjelaskan Fakultas Sastra dan Jurnalistik Xihua University telah berusia sekitar 50 tahun dan punya sejarah panjang. Ada berbagai jurusan dan jenjang di fakultas ini. Dia menyebut tim pengajar juga profesional dan kompeten di bidangnya.
“Kami juga telah melakukan publikasi ratusan jurnal dan mengerjakan berbagai proyek dari pihak eksternal, termasuk dengan Pemerintah Provinsi Sichuan, China. Berbagai fasilitas pengajaran dan pendukungnya juga sangat kami perhatikan,” tutur dia.
Pan mengatakan Chengdu adalah kota tua. Pihaknya memiliki banyak tempat menarik yang bisa dijadikan tempat observasi.
"Seperti museum, kuil, rumah dari tokoh Tiongkok terkenal. Oleh karena itu, kami mengundang mahasiswa maupun pengajar di UNS untuk datang ke Xihua University," ajak dia.
Salah satu mahasiswa Prodi Bahasa Mandarin dan Kebudayaan Tiongkok, Faris Renaldy, mengaku sangat tertarik dengan program Double Degree. Mahasiswa Semester 2 di FIB UNS itu bertekad mempersiapkan diri sebaik mungkin agar lolos seleksi.
Dia menilai kesempatan kuliah di luar negeri sangat menjanjikan di era saat ini. Terlebih, bisa mendapatkan gelar ganda tanpa perlu menambah masa studi.
Faris mengakui persiapannya tentu tak mudah dan harus lebih rajin ketimbang teman-teman lain. Sebab, mereka yang dipilih ialah top 20 di angkatan.
Dia juga mesti lebih lebih berbicara bahasa Mandarin. Sebab, bahasa Mandarin sulit lantaran ada banyak persyaratan, misalnya nada harus benar, pelafalan harus benar.
"Jadi perlu benar-benar dibiasakan. Kalau misal memang aku berhasil ke sana, tapi cara ngomongku saja salah, aku kayak enggak bisa hidup di sana,” tutur dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
