Dia bercerita seorang anak bernama Andi berusia 17 tahun sangat senang bermain badminton. Andi mengikuti latihan rutin di sebuah klub Badminton empat kali dalam seminggu.
Andi menekuni olahraga favoritnya itu selama lima tahun. Akhirnya, Andi memiliki skill mumpuni dan prestasi bagus di badminton.
Namun, di lingkungan teman-temannya kini sedang ada tren bermain basket. Muncul pula nama atlet basket Amerika, LeBron James, yang menjadi pembicaraan di lingkungannya.
LeBron James begitu memukau sehingga banyak teman sebaya Andi bermain basket. Saat itu pula, Andi punya pemikiran untuk pindah olahraga dari badminton ke basket.
"Ini sama ketika kita mau pilih kuliah. Apakah kita mau bertahan di hal yang sudah kita jalani, sudah biasa punya skill di situ, tapi sekarang enggak ngetren. Misal kamu jago akuntansi, terus sekarang kamu mau pindah ke IT," tutur Irene dalam siaran Instagram @bp3_kemdikbud dikutip Jumat, 17 Februari 2023.
Dia menuturkan ketika harus mengikuti tren dan keluar dari apa yang sudah dikuasai tidaklah mudah. Di basket, kata dia, Andi harus belajar lagi dari nol.
"Saat itu, Andi harus belajar pegang bolanya, belajar lagi drible bola, skillnya harus dibentuk lagi," tutur dia.
Irene menyebut sebetulnya tak masalah mengubah kesukaan. Namun, sangat disayangkan sesorang harus kembali belajar dari awal ketika sudah memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
"Bukan enggak boleh. Tapi saat masuk ke tingkat lebih tinggi dalam pendidikan, malah kita belajar dari awal. Kita akan lebih baik kalau sudah punya basic saat masuk ke jenjang lebih tinggi," tutur dia.
| Baca juga: Guru BK Didorong Bantu Siswa Pilih Program Studi Saat Daftar SNPMB |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
