Guru besar Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negera Surabaya (Unesa) Mochamad Nursalim menjelaskan BYOD merupakan pendekatan yang memperbolehkan siswa membawa piranti elektronik seperti gadget atau gawai untuk kebutuhan dan tujuan pembelajaran.
Pendekatan ini dikembangkan berdasarkan berbagai permasalahan yang kerap ditemukan dalam kelas pembelajaran atau kuliah. "Siswa atau mahasiswa kesulitan belajar karena guru cenderung menggunakan metode yang monoton, berorientasi pada teori dan tugas-tugas," ucap Nursalim dikutip dari laman unesa.ac.id, Senin, 11 September 2023.
Dia mengatakan dari permasalahan itu perlu transformasi gaya pengajaran yang lebih menarik dan efektif. Salah satunya, menggunakan pendekatan BYOD.
Nursalim menuturkan ada banyak manfaat pendekatan BYOD, yakni siswa belajar membuat keputusan terbaik untuk memilih gawai sesuai kebutuhan belajarnya dan membentuk komunitas belajar kolaboratif untuk memecahkan masalah.
Selain itu, meningkatkan partisipasi dan kemauan belajar siswa, serta memungkinkan pembelajaran lebih personal, mempersiapkan siswa untuk lingkungan digital, dan meningkatkan manajemen kelas yang lebih baik.
Dia mengatakan penerapan pendekatan BYOD perlu didukung dengan sistem keamanan data dan pengawasan yang bagus. Nursalim mengungkap tips dalam menggunakan pendekatan BYOD.
Pertama, pembuatan aturan atau kebijakan yang jelas tentang penggunaan perangkat atau gawai dalam kelas oleh guru dan siswa serta orang tua. Kedua, perlu aktivitas terstruktur sehingga penggunaan perangkat atau aplikasi agar aktivitas penggunaan gawai lebih terarah dan jelas sesuai tujuan pembelajaran.
Ketiga, pengaturan fisik kelas seperti pengisian data gawai untuk memastikan penggunaan pendekatan ini lebih efektif dan efisien. Keempat, pengawasan aktif. Guru mengawasi penggunaan aplikasi, gawai sehingga pembelajaran terarah.
Kelima, butuh kolaborasi dan komunikasi antara siswa dan guru, juga perlu platform pesan dan forum online yang dapat digunakan untuk diskusi seputar pembelajaran. Keenam, pengelolaan aplikasi dan konten. Nursalim menganjurkan siswa menginstal aplikasi yang bermanfaat dalam pembelajaran.
"Guru juga harus melakukan evaluasi dan umpan balik penggunaan perangkat, termasuk untuk mengukur kemajuan belajar dan pencapaian materi yang disampaikan," papar guru besar Ilmu Konseling Individu FIP itu dalam International Conference on Education Innovation (ICEI) ke-7 FIP di Rektorat Unesa pada akhir Agustus 2023 itu.
Baca juga: Mahasiswa Baru, Ini 6 Cara Mengatasi Culture Shock Dunia Kuliah |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id