Ilustrasi Unila. DOK Unila
Ilustrasi Unila. DOK Unila

Unila Pertahankan Jadi 10 Besar Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Versi SIR 2023

Renatha Swasty • 08 Juni 2023 14:40
Jakarta: Universitas Lampung (Unila) masuk 10 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia versi pemeringkatan SCImago Institutions Rankings (SIR) 2023. Tahun ini, Unila berada di posisi sembilan atau naik satu peringkat dibandingkan dengan tahun lalu untuk kategori University Rankings.
 
Wakil Rektor Bidang Akademik Unila, Suripto Dwi Yuwono, menyebut pencapaian ini merupakan hasil karya dan kerja dosen yang telah mempublikasikan karya ilmiah dan artikel di jurnal terindeks Scopus. Dia menyebut peringkat ini mesti dipertahankan dan ditingkatkan salah satunya mendorong dosen meningkatkan jumlah publikasi internasional terindeks Scopus agar tahun selanjutnya mampu terus bersaing dengan perguruan tinggi lain yang mencapai pemeringkatan lebih baik.
 
“Mudah-mudahan dengan kondisi ini kita masih punya waktu. Universitas harus punya kebijakan untuk publikasi ini. Mungkin tidak hanya dosen yang wajib publikasi di internasional, mahasiswa S3 di bawah bimbingan profesor dan promotornya kita harapkan bisa menghasilkan publikasi internasional dan terindeks Scopus,” kata Suripto dikutip dari laman unila.ac.id, Kamis, 8 Juni 2023.

SCImago Institutions Rankings merupakan klasifikasi lembaga terkait akademik dan penelitian yang telah ada sejak 2009. Penilaiannya bersifat scientific dan berdasarkan pada indikator gabungan yang menggabungkan tiga rangkaian indikator berbeda.
 
Indikator yang dilihat berdasarkan kinerja penelitian (Research Rankings) yakni jumlah publikasi yang terindeks pada SCImago Journal Ranks dan Scopus, hasil inovasi (Innovation Rankings) yakni jumlah paten yang dihasilkan dosen dan dihilirisasikan, serta dampak sosial (Societal Rankings) yang diukur dengan visibilitas website.
 
Selain masuk 10 besar perguruan tinggi terbaik se-Indonesia secara keseluruhan (overall rank), Unila meraih peringkat 15 besar dalam Subject Area yaitu Biochemistry, Genetics and Molecular Biology (peringkat 2), Chemistry (peringkat 8), Environmental Society (peringkat 10), Agricultural and Biology calon Sciences (peringkat 12), Sociology and Political Science (peringkat 13), dan Arts and Humanities (peringkat 14).
 
Tak hanya itu, beberapa subjek area lainnya yang masuk peringkat, yakni Energy (peringkat 17), Education (peringkat 17), Economic, Econometrics and Finance (peringkat 21), Geography, Planning and Development (peringkat 24), Social Sciences (peringkat 25), Business, Management and Accounting (Peringkat 32).
 
Suripto mengatakan fakultas di bidang eksakta seperti Program Doktor MIPA lebih berpeluang didorong peningkatan publikasi internasional terindeks Scopus. Hal ini selaras dengan hasil pemeringkatan Unila pada subject area Biochemistry, Genetics and Molecular Biology, Agricultural and Biological Sciences dan Chemistry yang masuk 10-15 besar se-Indonesia, disusul bidang sosial.
 
Dia mengakui dosen peneliti dari FMIPA, terutama biologi dan kimia mempunyai skor Scopus cukup tinggi dan bagus. Riset dosen selama ini membuat jumlah riset dan indeks Scopus bertambah dari tahun ke tahun.
 
Suripto menyebut sama halnya dengan subject area Agricultural dan Biology di mana dosennya telah banyak memiliki publikasi sangat bagus. Unila juga harus mendorong dosen muda aktif membuat publikasi agar semakin banyak jumlahnya.
 
Lulusan Tokyo University of Agriculture and Technology itu menyebut Unila memiliki kekuatan pada Research Rangkings dan masih perlu mendorong inovasi dosen ke depan. Hal yang harus dipikirkan bersama untuk ke depan ialah bagaimana inovasi riset dosen, apakah hasil produk inovasi itu harus sesuatu produk yang terlihat (tangible) atau tidak terlihat (intangible).
 
“Hasil penelitian harus memang memunculkan inovasi sehingga bisa dilaporkan dan itu bisa terlihat progresnya. Namun tidak semua hasil riset itu bisa dilakukan inovasi,” tutur dia.
 
Dia mengatakan perankingan adalah satu capaian dari strategi sebuah perguruan tinggi. Setiap jenis perankingan harus dipersiapkan strateginya sesuai penilaian yang dibutuhkan.
 
Dengan adanya delapan indikator kinerja utama (IKU) yang dicanangkan Kementerian, ke mana pun strateginya akan mencapai penilaian atau pemeringkatan mana pun. Maka, sudah sepatutnya perguruan tinggi memenuhi kedelapan IKU tersebut sebagai dasar pencapaian kinerja yang ideal.
 
Suripto mengungkapkan pencapaian ini telah didiskusikan dengan Rektor Unila Lusmeilia Afriani. Rektor Unila menargetkan sampai 2024 terdapat 500 publikasi terindeks scopus.
 
Adapun strategi yang dilakukan antara lain mendorong dosen junior memiliki publikasi internasional, memfasilitasi dosen melakukan riset, mahasiswa S3 melakukan riset dan publikasi di jurnal indeks di bawah naungan LP2M.
 
Kemudian, menjalankan kebijakan insentif publikasi seperti tahun-tahun sebelumnya dan mewajibkan dosen yang dapat penelitian memberikan output jurnal internasional terindeks Scopus pada skema penelitian tertentu.
 
Dia juga melihat potensi pada mahasiswa S2 untuk mengikuti seminar internasional di Unila dan mempublikasikan tulisannya di prosiding terindeks scopus.
Apabila penyelenggaraan seminar internasional di Unila memberikan output berupa prosiding terindeks scopus, mahasiswa magister akan didorong untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.
 
“Strategi itulah yang nanti meningkatkan jumlah jurnal,” beber dia.
 
Suripto menyebut apabila target yang diharapkan tercapai, ke depan target Unila tidak hanya fokus pada peningkatan jumlah jurnal artikel, tapi juga pada peningkatan jumlah sitasi jurnal dosen. Sehingga, terjadi peningkatan baik pada aspek kualitas maupun kuantitas publikasi dosen Unila.
 
Baca juga: Rektor Unila Kukuhkan 82 Insinyur Baru

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan