Dalam dunia pendidikan, ilmu mengajar akan-anak disebut pedagogi. Sementara itu, ilmu mengajar orang dewasa disebut andragogi.
Nah, agar lebih paham dengan andragogi, yuk simak penjelasannya berikut ini.
Dalam modul Pendidikan Orang Dewasa oleh Prof. Dr. Ir. H.R. Soedijanto Padmowihardjo, disebutkan Andragogi berasal dari Bahasa Latin andro yang berarti orang dewasa (adult) dan agogos yang berarti memimpin atau membimbing.
Jadi, Andragogi adalah ilmu bagaimana memimpin atau membimbing orang dewasa atau ilmu mengajar orang dewasa. Andragogi menstimulasi orang dewasa agar mampu melakukan proses pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan yang mereka butuhkan dalam
kehidupan.
Andragogi pada hakikatnya berlangsung terus-menerus, tiada henti-hentinya selama manusia masih hidup. Andragogi identik dengan konsep life long education atau pendidikan sepanjang hayat.
Dikutip dari laman bkpsdm.tanahlautkab.go.id, Mustofa Kamil mengungkapkan andragogi diperkenalkan oleh Alexander Kapp (1883), Adam Smith (1919), Eugar Rosentrock (1921), Edward Thorndike (1928), Alan Rogers (1938), dan Harry Overstreet (1949) Tindih.
Konsep andragogi
Argumentasi para pakar inilah yang kemudian oleh Malcom Knowles lebih difokuskan tak hanya dari segi konsep teori tapi sampai pada tahapan implementasi Andragogi. Malcom Knowles pada 1970 (dalam Sunhaji, 2013:5) mengembangkan konsep andragogi atas empat asumsi pokok yakni:- Seseorang tumbuh dan matang dengan konsep diri yang bergerak dari ketergantungan total menuju pengarahan diri sendiri. Atau dapat dikatakan bahwa anak-anak konsep dirinya masih tergantung, sedang pada orang dewasa konsep dirinya sudah mandiri, karena konsep dirinya inilah orang dewasa membutuhkan penghargaan orang lain sebagai manusia yang dapat mengarahkan diri sendiri, apabila dia menghadapi situasi dimana dia tidak memungkinkan dirinya menjadi self directing, maka akan timbul reaksi tidak senang atau menolak
- Karena sudah matang dengan sejumlah besar pengalaman, maka dirinya menjadi sumber belajar yang kaya sekaligus pada waktu yang sama akan memberikan dia dasar untuk belajar sesuatu yang baru. Oleh karena itu dalam andragogi harus pembelajaran harus mengurangi metode ceramah dan menggantinya dengan metode yang lebih banyak berbuat. Hal ini selaras dengan prinsip pembelajaran umum yang meyakini bahwa belajar dengan berbuat lebih efektif jika dibandingkan dengan belajar yang hanya melihat dan mendengarkan
- Kesiapaan belajar mereka bukan semata karena paksaan akedemik, tapi karena kebutuhan hidup dan untuk melaksanakan tugas peran sosialnya. Oleh karena itu, orang dewasa belajar karena membutuhkan tingkatan perkembangan mereka yang harus menghadapi perannya apakah sebagai pekerja, orang tua, pemimpin suatu organisasi dan lain-lain
- Orang dewasa memiliki kecendrungan orientasi belajar pada pemecahan masalah kehidupan (problem centered orientation)

Maslow melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri (Goble, 1987). Sementara itu, asumsi kedua mirip dengan yang dikatakan Confucius “aku dengar aku lupa, aku lihat aku ingat, aku kerjakan aku mengerti”.
Dari bangunan empat asumsi pokok andragogi di atas, tentunya pembelajaran menggunakan pendekatan andragogi memerlukan metode-metode pembelajaran yang dapat membiakkan akar tunjang asumsi guna pencapaian tujuan pembelajaran.
Penggunaan metode konvensional verbalistik satu arah seperti ceramah hendaknya dapat diminimalisir dan diganti dengan metode-metode partisifatif yang lebih menitikberatkan keaktifan peserta, seperti debat, role play, studi kasus, pembahasan artikel dan lain-lain.
Namun, penting digarisbawahi pemilihgunaan metode pembelajaran tetap harus disesuaikan dengan kompetensi tujuan pembelajaran yang umumnya dapat diidentifikasi dengan kata kerja operasional Taksonomi Kognitif Benjamin Bloom seperti “menghafal” untuk C1/Pengetahuan, “menerangkan” untuk C2/Pemahaman sampai kepada “menciptakan” untuk C6/Kreasi.
Perbedaan konsep andragogi dan pedagogi
Pedagogi berasal dari Bahasa Latin paedo yang berarti anak-anak dan agogos yang berarti memimpin atau membimbing. Jadi, pedagogi adalah ilmu tentang bagaimana memimpin atau membimbing anak-anak, yang secara singkat disebut ilmu mengajar anak-anakKonsep andragogi berkaitan dengan proses pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Sedangkan, konsep pedagogi berkaitan dengan proses mewariskan kebudayaan yang dimiliki generasi yang lalu kepada generasi sekarang.
Berikut perbedaan andragogi dan pedagodi dalam modul Pendidikan Orang Dewasa:
- Dalam andragogi terdapat hubungan timbal balik di dalam transaksi belajar-mengajar, di mana hubungan pengajar dan pelajar adalah hubungan yang saling membantu. Dalam pedagogi terdapat hubungan ketergantungan (dependent) dari murid kepada guru, di mana hubungan guru dan murid adalah hubungan yang bersifat memerintah
- Dalam andragogi komunikasi banyak arah dipergunakan oleh semua yang hadir (pengajar dan pelajar) sebagai warga belajar, di mana pengalaman dari semua yang hadir dinilai sebagai sumber untuk belajar. Dalam pedagogi komunikasi satu arah terjadi antara guru dan murid, di mana pengalaman guru dinilai sebagai sumber utama untuk belajar
- Dalam andragogi pelajar mengelompokkan dirinya berdasarkan minat, di mana pengajar memfasilitasi untuk membantu pelajar menentukan kebutuhan belajarnya. Dalam pedagogi murid dikelompokkan berdasarkan tingkatan atau kelas, di mana guru menyusun kurikulum untuk setiap tingkatan atau kelas tersebut
- Dalam andragogi belajar berorientasi pada pemecahan masalah, yaitu belajar sambil bekerja pada persoalan sekarang untuk dipergunakan sekarang juga. Dalam pedagogi orientasi belajarnya adalah pada mata pelajaran yang dipelajari oleh murid sekarang untuk bekal hidup di masa mendatang.
| Baca juga: Pengertian Pedagogi: Kompetensi, Fungsi, Manfaat, dan Tujuan |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id