Ilustrasi gigi. Freepik
Ilustrasi gigi. Freepik

3 Strategi Wujudkan Indonesia Bebas Karies pada 2030

Renatha Swasty • 01 Maret 2022 09:59
Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencanangkan Indonesia bebas karies pada 2030. Pencanangan ini dihadapkan pada sejumlah tantangan besar, salah satunya masih tingginya angka prevalensi karies di Indonesia.
 
“Tantangan ini bukan hanya bagi tenaga kesehatan saja, tetapi juga masyarakat umum,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (Unpad) Eriska Riyanti dikutip dari laman unpad.ac.id, Selasa, 1 Maret 2022.
 
Eriska menuturkan ada tiga strategi sederhana mewujudkan target ini. Strategi pertama, meningkatkan upaya preventif dan promotif terkait pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

Eriska menjelaskan strategi ini menggeser upaya sebelumnya yang lebih menekankan aspek tindakan atau kuratif. Dia menuturkan penekanan upaya kini lebih berfokus pada aspek pencegahan dan promotif.
 
Dia menegaskan pentingnya edukasi mengenai pemberian fluoride dalam upaya pencegahan karies. Fluoride memiliki kemampuan luar biasa mencegah karies.
 
Guru besar Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Anak ini menuturkan pemberian fluoride memiliki dua macam, yaitu sistemik dan topikal. Pemberian sistemik melalui konsumsi makanan dan minuman yang mengandung fluoride dan kalsium.
 
Sementara itu, topikal melalui pemberian oleh tenaga profesional maupun mandiri dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Strategi kedua, menerapkan teknik perawatan gigi dan mulut yang mudah tetapi dengan teknologi tinggi.
 
Eriska menjelaskan perkembangan teknologi yang signifikan seyogianya memudahkan masyarakat mempelajari teknik perawatan gigi dan mulut dengan mudah. Selain itu, saat ini juga telah berkembang sejumlah teknologi dan perangkat yang memudahkan dalam perawatan gigi.
 
Mulai dari produk perangkat lunak kecerdasan buatan untuk proses diagnosis maupun tindakan, sikat gigi pintar, layanan teledentistry, hingga layanan media augmented reality. “Orang tua juga seharusnya paham bahwa perawatan gigi dan mulut juga memerlukan teknologi seperti ini,” kata Eriska.
 
Strategi ketiga, penguatan kapasitas SDM di bidang kedokteran gigi. Seluruh mahasiswa, khususnya profesi kedokteran gigi harus dibekali berbagai kompetensi yang dibutuhkan saat terjun ke masyarakat.
 
Selain itu, diperlukan pembekalan dokter gigi sebelum terjun ke masyarakat. Serta pembaruan ilmu pengetahuan baru hingga penyebaran tenaga medis yang merata.
 
Baca: Arsy Pakai Behel Usia 7 Tahun, Ini Pertanda Anak Perlu Pakai Kawat Gigi
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan