Beasiswa dengan pendanaan penuh ini diberikan oleh pemerintah Inggris bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan program S2 di Inggris selama satu tahun. Banyak keuntungan juga yang akan didapat oleh penerima beasiswa Chevening.
Siapa saja lulusan asal Indonesia tersebut? Yuk intip sembilan tokoh Indonesia penerima beasiswa Chevening melansir Instagram @schoters:
9 tokoh penerima beasiswa Chevening
1. Tito Karnavian
Saat ini, Jenderal Polisi (Purn) Prof Drs H Muhammad Tito Karnavian, MA, PhD menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Sebelumnya, ia merupakan mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) yang dilantik pada 13 Juli 2016.Pria kelahiran tahun 1964 di Palembang ini merupakan salah satu penerima beasiswa Chevening lho. Ia menempuh studi Police Studies di University of Exeter pada 1993.
2. Nezar Patria
Nezar Patria merupakan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo). Pria kelahiran tahun 1970 di Sigli (Pidie), Aceh dikenal sebagai salah satu aktivis gerakan Reformasi 1998.Ia telah mengambil studi History of International Relation di The London School of Economics and Political Science (LSE) dengan beasiswa Chevening pada 2007.
Bahkan, Nezar pernah menjadi salah satu dari 13 aktivis yang diculik pada masa Orde Baru. Setelah bebas, ia bergabung menjadi relawan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS)
3. Desra Percaya
Duta Besar Indonesia untuk Inggris ini merupakan lulusan International relations di University of Birmingham pada 1995 dengan beasiswa Chevening.Saat itu, ia baru saja menyelesaikan beasiswa dari Pemerintah Swiss untuk mengikuti pendidikan khusus tentang Negosiasi Multilateral selama sembilan bulan di Jenewa.
Melansir laman hotcourses.co.id, Desra telah diincar oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sebelum lulus kuliah S1. Hal tersebut berkat bakatnya yang dicari oleh Kemenlu sehingga ia langsung bekerja di kementerian tersebut setelah lulus dan diberikan beasiswa di tahun terakhir masa perkuliahan.
4. Atnike Nova Sigiro
Atnike Sigiro merupakan Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) periode 2022-2027. Ia merupakan lulusan Social Policy and Development di London School of Economics and Political Science (LSE) pada 2007.Melansir laman komnasham.go.id, Atnike tercatat sebagai dosen aktif program Pascasarjana Diplomasi di Universitas Paramadina sejak 2010.
Ia juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif dan Pemimpin Redaksi Jurnal Perempuan pada 2017-2021. Tahun 2022, Atnike mendirikan Yayasan Lokataru yang bergerak di bidang hak asasi manusia dan kebebasan masyarakat.
5. Sukma Violetta
Wakil Ketua Komisi Yudisial ini menempuh studi Master pada program Law di University of Nottingham pada 1997. Sukma menjadi perempuan pertama yang menjadi anggota Komisi Yudisial (KY).Melansir laman komisiyudisial.go.id, perempuan kelahiran tahun 1964 ini memulai karier sebagai pengacara di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta pada 1987-1990. Kemudian, Sukma bergabung di Gani Djemat and Partners tahun 1990-1992.
Bahkan, ia pernah menjadi konsultan Legislasi tahun 2002-2003 di Sekretariat DPR RI. Sebelum bergabung dengan KY, Sukma sempat menjabat sebagai Koordinator Tim Asistensi Reformasi Birokrasi di Kejaksaan Agung RI sejak 2006 hingga 2015.
6. Bivitri Susanti
Dosen dan Pakar Hukum Tata Negara ini pernah terlibat dalam film Dirty Vote yang sempat menggemparkan dunia maya menjelang pelaksanaan Pemilu 2024. Ternyata, Bivitri merupakan lulusan Law in Development di University of Warwick pada 2002 dengan beasiswa Chevening juga lho.Ia merupakan dosen di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Jentera. Bivitri bersama temannya juga mendirikan Pusat Studi Hukum dan Kebijakan (PSHK) Indonesia.
Vokal dalam menyuarakan isu hak asasi manusia hingga antikorupsi, Bivitri pernah dinobatkan sebagai Pemikir Muda Hukum Tata Negara dari Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN).
7. Wahyu Dhyatmika
Chief Executive Officer (CEO) Tempo Digital ini merupakan lulusan International Journalism di University of Westminster pada 2005. Wahyu juga merupakan jurnalis Tempo sejak 2001 hingga saat ini.Melansir LinkedIn pribadinya, ia bergabung menjadi aktivis di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia sejak 2001. Wahyu juga pernah mengajar sebagai dosen Ilmu Komunikasi, seperti di Universitas Pelita Harapan (UPH) dan Universitas Indonesia (UI).
8. Riri Riza
Sutradara film Petualangan Sherina hingga Laskar Pelangi ini merupakan lulusan Feature Film Screenwriting di Royal Holloway, University of London pada 2001.Karyanya banyak ditonton di bioskop Indonesia, salah satunya Ada Apa Dengan Cinta 2. Karya film pendeknya berjudul Sonata Kampung Bata sukses memperoleh penghargaan di festival film pendek di Oberhausen, Jerman.
9. Ahmad Fuadi
Novelis ini juga merupakan lulusan Documentary Film di Royal Holloway, University of London pada 2005. Melansir LinkedIn pribadinya, ia merupakan pendiri Komunitas Menara yang merupakan PAUD bebas biaya untuk anak kurang mampu menempuh pendidikan, sejak 2010.Selain itu, ia merupakan penulis dan public speaker di Lima Menara Kreatif. Novel terlaris miliknya bertajuk Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna.
Nah, itulah penerima beasiswa Chevening yang dapat menginspirasi kamu. Bagi kamu yang tertarik mendaftar beasiswa tersebut, tetap semangat dan semoga kamu bisa menjadi bagian dari mereka. (Theresia Vania Somawidjaja)
Baca juga: Pendaftaran Beasiswa Chevening 2025/2026 Dibuka, Tanpa Batas Usia Lho! |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News