Gedung Planetarium Jakarta. (Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin).
Gedung Planetarium Jakarta. (Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin).

Planetarium Siapkan 16 Teleskop Saksikan Super Blue Blood Moon

inten Suhartien • 30 Januari 2018 19:54
Jakarta: Indonesia menjadi salah satu wilayah yang bisa dijadikan tempat untuk menyaksikan super blue blood moon. Fenomena alam bersejarah itu bisa disaksikan masyarakat Indonesia sejak pukul 18.48 WIB, gerhana bulan total pada 19.52 WIB hingga 21.08 WIB, dan berakhir pukul 22.11 WIB.
 
"Prosesnya mulai pukul 18.48 WIB, bagian bawah (sisi timur) purnama mulai tertutupi oleh bayangan bumi. Kemudian pukul 19.52 WIB sampai 21.08 WIB bulan menjadi gelap kemerahan saat seluruh purnama masuk ke bayangan inti bumi," jelas Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin saat berbincang dengan Medcom.id, Jakarta, Selasa, 30 Januari 2018.
 
Gerhana bulan total itu akan menarik perhatian masyarakat dunia lantaran terjadi tiga fenomena dalam satu waktu yaitu supermoon, blue moon, dan blood moon. Supermoon terjadi ketika posisi bulan berada dekat dengan bumi.

Sementara blue moon adalah istilah untuk bulan purnama yang terjadi selama dua kali dalam satu bulan kalender masehi. Sedangkan blood moon merupakan posisi sejajar antara matahari, bumi, dan bulan sehingga terlihat merah darah.
 
Salah satu tempat untuk menyaksikan fenomena alam bersejarah ini adalah Planetarium Jakarta. Menurut Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukan dan Publikasi Planetarium Eko Wahyu, pihaknya telah menyediakan 16 teleskop untuk melihat gerhana tersebut. 
 
Pengunjung dapat menyaksikan gerhana menggunakan teleskop. Registrasi dilakukan on the spot mulai pukul 17.00 WIB, Rabu, 31 Januari 2018.
 
"Setiap orang diberi durasi untuk melihat menggunakan teleskop. Semakin banyak yang daftar maka waktunya akan semakin sedikit agar semua orang dapat merasakan melihat gerhana menggunakan teleskop," jelasnya.
 
Planetarium Siapkan 16 Teleskop Saksikan <i>Super Blue Blood Moon</i>
(Kepala Satuan Pelaksana Teknis Pertunjukan dan Publikasi Planetarium Eko Wahyu. Foto: Medcom.id/Inten Suhartien).
 
Pengunjung juga akan didampingi 33 astronom yang akan menjelaskan keseluruhan skema terjadinya super blue blood moon. "Diharapkan pengunjung mendapatkan pengetahuan terkait ilmu astronomi," ungkap Eko.
 
Bagi masyarakat yang tidak kebagian menyaksikan super blue blood moon menggunakan teleskop, Planetarium akan menyambungkan salah satu teleskop ke kamera yang akan ditampilkan melalui proyektor. Hal tersebut agar semua pengunjung bisa menyaksikan dengan jelas fenomena alam tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan