Bagi pendidik, memperkenalkan wilayah perbatasan amat penting. Dosen Akademi Televisi Indonesia (ATVI), Dewi Yudho Miranti, mengatakan pendidik punya tanggung jawab untuk memperkenalkan wilayah perbatasan secara lebih sederhana dan menarik, terutama untuk kaum muda.
"Paling tidak, kita berperan membuat konsep bagaimana generasi milenial lebih tertarik membahas kebangsaan dan ke-Indonesiaan. Jangan selalu meminta kaum muda membuat konsep dan melahirkan kecintaan pada tanah air," kata Dewi saat menjadi pembicara dalam acara Teras LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) ATVI, bertema bertema "Merajut Cinta Bangsa di Ujung Indonesia," yang tayang di Youtube, Kamis, 17 Maret 2022 malam.
Ia melanjutkan, setiap generasi perlu memaknai perjalanan panjang Indonesia menjadi sebuah bangsa. Terkadang, kata dia, masyarakat Indonesia mengetahui tetapi gagal memaknai.
"Memaknai seringkali membutuhkan momentum. Momentun inilah yang perlu dicari dan disajikan dengan menarik dengan berbagai cara agar generasi muda kita memiliki wawasan kebangsaan yang mumpuni, terutama untuk wilayah perbatasan," kata Dewi.
Ia menegaskan generasi muda perlu diperkenalkan tentang kekayaan Indonesia. Pengalaman Dewi mengunjungi berbagai daerah terpencil, terutama pulau-pulau terdepan Indonesia, telah menyadarkannya bahwa Indonesia adalah negara yang luas dan sangat beragam.
"Yang perlu dijaga adalah kesatuan dan persatuannya, tanpa menghilangkan kekayaan ragamnya. Isu ini perlu diketahui dan dimaknai khususnya oleh generasi muda, yang suatu hari akan memimpin negeri ini," lanjut dia.
Baca: Nadiem Dukung Pendirian Fakultas Kedokteran di Wilayah Perbatasan
Anak muda harus tahu bahwa negerinya tidak seluas mal atau kafe yang selama ini mereka kunjungi. "Negerinya terdiri atas 17 ribu pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dari Rote sampai Miangas, yang belum tentu dapat mereka kunjungi satu per satu."
Dewi khawatir nilai kebangsaan semakin luntur di kalangan generasi muda. "Saya saja, yang besar di masa teknologi informasi belum masif seperti sekarang ini, kadang ngantuk dan bosan mendengarkan ceramah soal kebangsaan. Apalagi generasi saat ini," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
