Ilustrasi kuliah. Medcom.id
Ilustrasi kuliah. Medcom.id

Mahasiswa Doktoral Indonesia di Luar Negeri Didorong Kolaborasi Riset

Renatha Swasty • 29 Maret 2022 15:41
Jakarta: Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London, Khairul Munadi, menyebut mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan doktoral di luar negeri memiliki tanggung jawab memecahkan persoalan bangsa. Mengingat, sebagian besar permasalahan membutuhkan pemahaman dan pendekatan lintas ilmu (multidisipliner).
 
“Mahasiswa doktoral harus mampu memberikan kontribusi konkret bagi Indonesia. Hal itu tidak dapat dilakukan bila melakukan riset sendiri-sendiri. Penting untuk saling bekerja sama dan berjejaring,” kata Khairul dalam keterangan tertulis, Selasa, 29 Maret 2022.
 
Khairul menuturkan salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia ialah perubahan iklim. Hal tersebut tidak hanya membutuhkan solusi dari kajian ilmu lingkungan, namun juga ekonomi, sosial, dan berbagai bidang ilmu lain.

Khairul mengatakan pelajar Indonesia di luar negeri, khususnya yang menempuh studi doktoral di Inggris harus saling bekerja sama dan memobilisasi potensi-potensi yang ada agar berdampak untuk Indonesia. Mahasiswa doktoral yang memiliki riset sejenis harus saling melakukan harmonisasi agar hasil riset memiliki dampak lebih besar.
 
Khairul memaparkan beberapa tugas pokok yang dilakukan termasuk mendokumentasikan akreditasi perguruan tinggi di Inggris. Mahasiswa diharapkan dapat mengajukan surat keterangan akreditasi program studi.
 
Dokumen ini dibutuhkan bagi mahasiswa yang program studinya belum terdaftar di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud-Ristek.
 
“Universitas-universitas di Inggris memiliki standar kualitas yang sangat baik. Namun mereka tidak memiliki sistem akreditasi yang sama dengan perguruan tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, sebaiknya para mahasiswa mengajukan surat keterangan akreditasi,” ujar Khairul.
 
Dia juga memaparkan beragam jenis layanan untuk mendukung mahasiswa doktoral. Seperti surat keterangan selesai studi, surat keterangan akreditasi, surat keterangan pindah sekolah anak, dan pengisian sasaran kerja pegawai (SKP) bagi mahasiswa Aparatur Sipil Negara.
 
Pihaknya juga siap memberikan layanan lain sesuai kebutuhan studi mahasiswa. “Untuk meningkatkan pelayanan, tahun ini kami akan membangun aplikasi agar layanan dapat diakses secara digital dan lebih cepat," ujar Khairul.
 
Ketua Doctoral Epistemic of Indonesian in the United Kingdom (Doctrine-UK), Gatot Subroto, mengungkapkan mahasiswa Indonesia di luar negeri merupakan aset bangsa yang strategis. Dia menyebut, mayoritas mahasiswa doktoral di Inggris Raya dibiayai pemerintah.
 
“Biaya satu orang mahasiswa Indonesia untuk menyelesaikan doktoral di Inggris mencapai
hingga Rp6 miliar. Mayoritas kami dibiayai oleh pemerintah Indonesia. Ini adalah sebuah
investasi yang sangat besar. Oleh sebab itu, hasil risetnya harus berdampak signifikan pada
negara,” ujar dia.
 
Ratusan mahasiswa doktoral Indonesia di Inggris membentuk wadah Doctrine-UK. Organisasi kemahasiswaan ini bertujuan mengumpulkan seluruh mahasiswa Indonesia doktoral di Inggris agar hasil riset terhubung satu dengan yang lain.
 
Mahasiswa PhD di University College London itu mengatakan organisasi tersebut juga memberikan dukungan agar seluruh mahasiswa doktoral Indonesia sukses menjalani studi. “Kami tidak ingin ada mahasiswa Indonesia yang menyendiri. Menjalani kuliah doktoral adalah hal yang sangat berat. Kita harus saling membantu,” ujar Gatot.
 
Atase Pertahanan KBRI London Kolonel Faishal Ridlwan dan Koordinator Curhat Akademis Leeds Yoga Pratama juga turut menekankan pentingnya membangun jejaring di antara mahasiswa doktoral.
 
Baca: Mahasiswa Indonesia di Luar Negeri Diminta Perkuat Jaringan
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan