"Akses pendidikan yang berkualitas adalah perangkat yang dapat mengubah kehidupan, Cakap ini teknologi yang mudah digunakan dan fleksibel untuk mendorong peningkatan kualitas SDM," kata CEO dan Co-founder Cakap Tomy Yunus.
Tomy mengatakan, selama pandemi Covid-19 Cakap menjangkau pelajar di 95 kota dari 34 provinsi di Indonesia. Berbagai kelas dan inisiatif upskill juga telah menjangkau 350 rumah tangga prasejahtera, serta yang berada di daerah terluar, terpencil dan tertinggal (3T).
"Dari sisi pekerjaan, siswa yang berkemampuan baik dari proses pembelajaran di Cakap mampu mencapai kesuksesan finansial dan posisi yang lebih baik di tempat kerja. 78% siswa dewasa menyatakan bahwa mereka memiliki peluang karir yang lebih," katanya.
Tomy mengatakan, Cakap juga memberikan ruang yang fleksibel bagi mitra pengajar, selain mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi. “Sejak bergabung pada Agustus 2021, saya sangat menikmati fleksibilitas jadwal, sehingga masih bisa berjalan seiring dengan pekerjaan utama saya sebagai dosen.” kata mitra pengajar Cakap asal Malang, Jawa Timur. Jatifia Ongga.
Selain itu, bersama Kementerian Luar Negeri (Kemlu), di tahun 2021 Cakap memberikan pelatihan bahasa asing (Prancis, Jerman, Korea) kepada 100 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan diplomat melalui program selama 8.750 jam, atau setara dengan total 125 sesi kursus online. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) juga menggandeng Cakap dengan memberikan pelatihan keterampilan dan bahasa asing bagi 200 tenaga kerja di sektor pariwisata yang tersebar di lima destinasi prioritas.
“Setelah menyelesaikan pelatihan, saya dapat berbicara bahasa Inggris dengan lebih baik dan saya memiliki banyak peluang, salah satunya adalah untuk membangun lebih banyak relasi dengan turis internasional.” Kata Budi Aris yang berprofesi sebagai pemandu wisata di Maluku.
Tahun ini Indonesia dipercaya memegang presidensi group of 20 (G20), Cakap terus mendukung program pemerintah dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi di era pasca-pandemi, terutama di sektor pariwisata, pekerja migran, dan sektor usaha kecil menengah (UKM).
Faktanya, dari total 64 juta, hanya 17 juta UKM Indonesia yang sudah digitalisasi, artinya 70% di antaranya belum. Kesempatan ini akan dimanfaatkan oleh Cakap melalui program upskilling. Pada kuartal pertama tahun ini, Cakap bersama pihak-pihak terkait memberikan program beasiswa pelatihan bahasa Inggris yang menargetkan 5.000 tenaga kerja pariwisata.
Sebagai platform edtech, Cakap menyediakan aplikasi dengan pengalaman komprehensif, sehingga menghadirkan performa yang optimal dan interaktif. Ruang kelas Cakap terdiri dari private, chat, club dan grup, mengadopsi metode interaksi belajar dua arah, sebagai proses transfer keterampilan langsung dari interpersonal yang meningkatkan motivasi siswa.
Tahun lalu sebanyak 8.494 modul diajarkan kepada siswa Cakap, dengan peminatan paling tinggi terdapat di program vokasi bidang perhotelan, pariwisata, dan pemasaran. “Kami memahami bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan kami akan selalu berusaha untuk mengikis batas, untuk menunjukkan potensi sebenarnya dari bakat SDM Indonesia," kata Tomy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News