Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebelumnya sudah memberikan keterangan resmi bahwa pemerintah sama sekali tidak berencana menghilangkan pelajaran sejarah dari kurikulum.
PP-MSI menyambut baik sikap Kemendikbud tersebu,namun juga memberikan apresiasi terhadap kritik dan penolakan yang sempat berkembang. "Hal itu menunjukkan perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap arti penting sejarah dalam membentuk identitas dan karakter bangsa," Ketua Umum Masyarakat Sejarawan Indonesia, Hilmar Farid, Sabtu, 19 September 2020.
PP-MSI mendukung seruan para guru sejarah bahwa pelajaran sejarah berperan penting dalam memberikan arah dan inspirasi bagi penyelesaian masalah kebangsaan. Selain itu juga memberikan rujukan nyata dan teladan bagi generasi muda, meningkatkan apresiasi terhadap karya para pendahulu, memberikan perspektif dan ukuran untuk menilai perjalanan bangsa.
Baca juga: Pelajaran Sejarah Bakal Terus Jadi Bagian Kurikulum Pendidikan
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Dalam hal itu pelajaran sejarah memang sangat menentukan dalam proses pendidikan secara keseluruhan," terang Hilmar.
Berikut sikap PP-MSI menanggapi isu penghapusan Pelajaran Sejarah:
1. Pelajaran sejarah tetap dipertahankan sebagai pelajaran wajib di sekolah menengah karena merupakan instrumen strategis untuk membentuk identitas dan karakter siswa
2. Setiap siswa di setiap jenjang pendidikan, baik yang bersifat umum maupun kejuruan, mendapatkan pendidikan sejarah dengan kualitas yang sama
3. Penyederhanaan kurikulum hendaknya dilakukan dengan orientasi peningkatan mutu pelajaran dan disertai peningkatan kompetensi guru.
(CEU)