Muhammad Haikal Pramono, mahasiswa ITS penerima beasiswa YSEALI di Amerika Serikat. Foto: ITS
Muhammad Haikal Pramono, mahasiswa ITS penerima beasiswa YSEALI di Amerika Serikat. Foto: ITS

Aktif di Kegiatan Sosial, Mahasiswa ITS Lolos Beasiswa Besutan Barack Obama di Amerika

Citra Larasati • 30 Juni 2023 20:22
Jakarta:  Muhammad Haikal Pramono menjadi salah satu penerima beasiswa Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Academic Fellowship (AFP) 2023 di Amerika Serikat.  Beasiswa yang digagas Barack Obama ini ia raih berkat keaktifannya di sejumlah gerakan sosial di bidang pendidikan.
 
Haikal mengatakan, tujuannya mengikuti program YSEALI AFP adalah untuk memotivasi orang lain bahwa kegiatan volunteer tidak sekadar kegiatan sosial biasa, melainkan terdapat wadah untuk mengapresiasi hal tersebut. “Melalui program YSEALI inilah generasi muda diapresiasi atas komitmennya dalam memberikan gerakan dan dampak positif bagi lingkungan sosialnya,” kata Haikal, dilansir dari laman ITS, Jumat, 30 Juni 2023.
 
Gerakan sosial tersebut digagasnya melalui platform Ajak Gerak yang bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada pelajar yang ingin meneruskan pendidikan di bangku kuliah. Platform ini didirikan sejak 2020 dengan lebih dari 62 ribu pengikut di instagram, serta telah berkembang menjadi Ajak Jago dan Ajak Belajar.

“Ini juga menjadi landasan yang kuat untuk menjadi nilai tambah mengikuti program YSEALI AFP kali ini,” ungkap Co-Founder Ajak Gerak itu. 

Apa Itu Beasiswa YSEALI?

YSEALI merupakan beasiswa fully funded atau dibiayai sepenuhnya yang dicetuskan oleh mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama pada 2013. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi delapan pemuda-pemudi terpilih di negara di Asia Tenggara untuk bertukar pengalaman dalam hal profesionalitas dan kepemimpinan. 
 
Beasiswa ini juga menyediakan tiga alternatif topik pembelajaran bagi para awardee atau penerimanya ini, yaitu Civic Engagement, Environmental Issues, dan Social Entrepreneurship and Economic Development. Haikal menjadi awardee dalam topik Civic Engagement pada studi Master Public Administration di Arizona State University (ASU).
 
Mahasiswa Departemen Perencanaan dan Wilayah Kota ITS ini mengatakan, di sana ia belajar terkait hakikat serta fungsi dan peran masyarakat yang tepat. Selain itu dipelajari pula Participatory Government yang membahas tentang bagaimana masyarakat dapat berperan aktif dalam kebijakan pemerintah melalui gerakan kolaboratif dengan pemerintah.
 
Haikal juga diajarkan tentang Civic Education, yaitu ilmu tentang cara pandang masyarakat terkait sebuah permasalahan di bidang pendidikan, Sustainable Development terkait cara mengelola sebuah gerakan yang tidak terus bergantung pada volunteer, dan diajarkan pula cara penggunaan politik yang baik dalam sebuah gerakan. “Hal itulah yang menjadikan ilmu dari program YSEALI ini penting untuk sebuah gerakan sosial,” terangnya.
 
Selama lima minggu di Amerika Serikat, mahasiswa angkatan 2019 ini mengatakan, selain kuliah ia mengisi kegiatan kunjungan di beberapa tempat, seperti organisasi, pemerintahan, dan yayasan besar di Arizona. “Dari sinilah kita bisa mengetahui langsung bagaimana fungsi dan peran masyarakat dalam gerakan sosial di kota itu,” ungkapnya.
 
Di samping ilmu dan fasilitasnya yang menjanjikan bagi para penerima beasiswa.  Haikal mengatakan, YSEALI juga menjadi salah satu beasiswa yang memiliki tahapan seleksi yang dikemas cukup sederhana.
 
Hal itu ditunjukkan dengan proses pemberkasan yang hanya membutuhkan Curriculum Vitae (CV), surat rekomendasi, dan esai. “Jadi bagi mereka yang tidak memiliki sertifikat TOEFL atau bukan mahasiswa berprestasi juga memiliki kesempatan,” bebernya.
 
Mahasiswa asal Jakarta ini menambahkan, CV yang diinginkan juga bukan sekadar pengalaman organisasi ataupun juara kompetisi, tetapi pengalaman volunteer dan gerakan sosial lainnya dapat dicantumkan. Esai yang diberikan juga cukup singkat.
 
Dengan 250 kata, calon awardee diharapkan bisa mengemas pengalaman sosial yang pernah dilakukan dan dampak yang akan diberikan setelah program singkat ini. “Jika lolos pemberkasan, calon awardee beralih ke tahap wawancara,” terangnya.
 
Melalui program YSEALI yang ia ikuti selama bulan April-Mei ini, Haikal berharap semoga ke depannya makin banyak mahasiswa yang bisa mengikuti program ini. Hal itu dikarenakan YSEALI menjadi program yang mendorong siapa saja untuk bisa memberikan dobrakan dalam bidang sosial untuk memajukan negara mereka masing-masing.
 
Ia berharap, ke depannya makin banyak orang untuk bisa melakukan hal baik dalam bentuk gerakan sosial atau yang lain.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan