“Setelah proses peluncuran ini, tahap selanjutnya adalah uji coba di perairan, seperti penggunaan mesinnya, motornya, termasuk layarnya untuk memastikan semua berfungsi dengan baik sebelum kapal benar-benar resmi berlayar,” kata Ketua Tim Proyek Revitalisasi Kapal Tradisional dari PPNS, I Putu Arta Wibawa, dikutip dari laman Vokasi Kemdikbud, Senin, 27 Februari 2023.
Prosesi peluncuran kapal (ship launching) berlangsung di galangan kapal PT Tri Ratna Diesel, Paciran, Lamongan, Jawa Timur pada Kamis, 23 Februari 2023. Proses peluncuran kapal ini menjadi bukti kekayaan intelektual penguasaan teknologi di masa lampau.
Pembuatan Kapal Pencalang merupakan salah satu program Matching Fund Vokasi 2022 kolaborasi antara PPNS dengan PT Tunas Maritim Global dan PT Blambangan sebagai mitra.
Pembuatan kapal ini sekaligus mendukung salah satu program Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terkait Program Revitalisasi Jalur Rempah sekaligus untuk mendukung pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan.
Pemilihan jenis Kapal Pencalang karena peran besar dalam menggerakkan perekonomian nusantara melalui aktivitas perdagangan di masa lampau. Bentuk kapal yang relatif tidak terlalu besar, tetapi memiliki daya tampung cukup banyak dan daya jelajah tinggi, menjadikan Kapal Pencalang sebagai kapal favorit bagi pedagang dari seluruh nusantara kala itu.
Kapal jenis ini hampir ditemukan di seluruh wilayah mulai dari Sabang sampai Merauke. Kapal Pencalang yang dibuat oleh PPNS ini memadukan teknologi kapal tradisional dan modern.
Penggerak kapal ini menggunakan motor dan layar. Sementara itu, badan kapal dibuat dari kayu Merbau, Jati, dan Camplong yang didapat dari berbagai daerah, seperti Bawean, Banyuwangi, dan Situbondo.
Kapal Pencalang ini juga dilengkapi alat automation identification system (AIS) hasil riset terapan dari dosen dan mahasiswa PPNS. AIS merupakan sistem pelacakan otomatis yang digunakan pada kapal.
AIS mampu menampilkan keberadaan kapal lain di sekitar melalui layar display monitor electronic chart display information system (ECDIS) dan system electronic navigation chat (SENC). Penggunaan AIS diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian dan Internasional Maritime Organization Resolution A.
Penggunaan AIS bertujuan meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran. Oleh sebab itu, sistem ini harus dipasang di setiap kapal.
Daya jelajah Kapal Pencalang ini dengan BBM penuh bisa menempuh jarak 350 nautical miles. “Kecepatan maksimum dengan power engine 65HP mencapai 10 knots, tapi hasil sea-trial kemarin (24-02-2023) kecepatan maksimumnya mencapai 14 knots,” beber Putu Arta.
Kolaborasi 35 mahasiswa lintas jurusan
Proses pembangunan Kapal Pencalang memakan waktu sekitar empat bulan, sejak Agustus 2022 hingga Desember 2022. Pembuatan kapal dilakukan di galangan PPNS di Paciran dengan melibatkan 35 mahasiswa PPNS lintas jurusan dari D-3 Teknik Bangunan Kapal, D-3 dan D-4 Teknik Perancangan dan Konstruksi Kapal, D-4 Teknik Permesinan Kapal, dan D-4 Manajemen Bisnis.Pembuatan kapal ini juga melibatkan lima mahasiswa dari Politeknik Negeri Madura (Poltera) yang sedang mengikuti program Wirausaha Merdeka (WMK). Selama proses pengerjaan kapal di Paciran, mahasiswa di-rolling tiap minggu.
“Jadi, yang full time itu 35 mahasiswa. Akan tetapi, sebenarnya ada sekitar 87 mahasiswa yang terlibat di awal. Mereka itu anak semester 3 yang memang hanya ikut saat persiapan awal material di kampus untuk penyiapan material seperti ketam kayu, memotong kayu melalui mata kuliah Praktik NonMetal,” kata Putu Arta yang juga dosen di PPNS.
Selain melibatkan mahasiswa PPNS, pembangunan kapal ini juga melibatkan tim dari PT Tunas Maritim Global dan PT Blambangan yang menjadi mitra kolaborasi. Kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan milik alumni PPNS.
“Kami juga melibatkan pengrajin lokal kapal tradisional sehingga ada semacam transfer teknologi dan mahasiswa belajar banyak dari situ. Mereka berdiskusi dan kadang juga berdebat tentang pengetahuan yang diperoleh dari kampus dan kebiasaan oleh pengrajin lokal,” beber Putu Arta.
Sebagai salah satu pengrajin lokal kapal tradisional, Slamet mengaku sangat senang dapat dilibatkan dalam pembuatan kapal tersebut. “Kami bisa dapat ilmu baru dari mahasiswa ini,” kata Slamet saat peluncuran kapal.
Kapal Pencalang karya PPNS ini memiliki beberapa fasilitas, seperti ruang kemudi, ruang tidur, ruang istirahat, dapur, dan toilet. Kapal ini diharapkan dapat dijadikan ruang penelitian bagi mahasiswa PPNS.
Baca juga: Ini 10 Politeknik Terbaik di Indonesia, Rekomendasi untuk Calon Mahasiswa Baru |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News