Besaran kuota itu menjadi bagian dari otonomi PTN-BH. Namun, malah membuat eksistensi PTS tergerus karena makin sulit mendapatkan mahasiswa baru.
"Hal ini menjadi bagian dari menata ekosistem yang sehat. Ini juga indikasi bagi pemerintah untuk melihat kembali definisi PTN-BH," kata Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid kepada Medcom.id, Selasa, 10 Desember 2024.
Dia menilai PTN-BH mesti mencari tambahan dana lain untuk operasional. Universitas tak bisa hanya memanfaatkan uang kuliah dari mahasiswa.
| Baca juga: PTN Diminta Membuat Aturan Tegas Jalur Mandiri Mulai dari Syarat Hingga Kuota |
Karena itu, negara perlu hadir menambah anggaran bagi PTN. Namun, tetap perlu pengendalian agar ekosistem keuangan di PTN menjadi sehat.
"Di samping juga harus bisa mengusahakan dari pintu-pintu yang lain. Misalnya untuk menguatkan program Magisternya, Doktornya, kerja sama riset-nya. Saya tahu tidak mudah, tapi insyaallah bukan tidak mungkin," ujar Fathul.
Dia menyebut posisi PTN jangan sampai dibenturkan dengan posisi PTS. Sebab, keduanya saling melengkapi.
"Dan kalau kita lihat peran kontribusi PTS sangat luar biasa sampai hari ini dan sebagian PTS sudah ada sebelum negara ini ada," ujar Fathul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
