Nur Malinda menggantikan kakaknya, Nur Ifiana, yang wafat sebelum wisuda. Foto: Dok. Unesa
Nur Malinda menggantikan kakaknya, Nur Ifiana, yang wafat sebelum wisuda. Foto: Dok. Unesa

Ifi Pergi Sebelum Sempat Wisuda dan Genapi Mimpi Jadi Pendidik di Pulau Kangean

Renatha Swasty • 31 Oktober 2024 21:06
Jakarta: Suasana haru terasa dalam prosesi wisuda periode ke-112 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Graha Unesa, Kampus II Lidah Wetan, Rabu, 30 Oktober 2024. Nur Malinda tampak tegar mewakili wisuda kakak kandungnya, Nur Ifiana.
 
Nur Ifiana berhasil menuntaskan studi strata satu pada Prodi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB). Dia seharusnya hadir mengenakan toga sarjana, namun wafat sebelum hari wisuda datang.
 
Ifi, sapaan karibnya, dikenal sebagai sosok tekun dan bersemangat tinggi dalam mengejar cita-citanya. Di balik senyum cerianya, Ifi berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya sejak 2019.

Meskipun perjuangannya meraih gelar sarjana terhenti, cita-citanya tetap terlaksana melalui kehadiran sang adik yang datang menerima ijazah atas nama kakaknya. "Mbak Ifi selalu bilang kalau dia baik-baik saja," ujar Nur Malinda dikutip dari laman unesa.ac.id, Kamis, 31 Oktober 2024.
 
Meski dalam kondisi sakit, Ifi memilih menyembunyikan penderitaannya dengan terus beraktivitas seperti biasa, seolah tidak ada beban berat yang menimpanya. Adiknya tak kuasa menahan air mata saat mengenang sosok kakaknya yang penyayang itu.
 
"Mbak Ifi itu lembut sekali, selalu sabar menasehati. Dia enggak pernah marah-marah, selalu mengajarkan kebaikan dengan cara yang halus," kenang dia.
 
Perjuangan Ifi meraih pendidikan patut diapresiasi. Berkat prestasi akademiknya, terutama sebagai penghafal Al-Qur'an, ia berhasil mendapatkan beasiswa dan diterima di dua perguruan tinggi ternama.
 
Pilihannya jatuh pada Unesa dengan harapan dapat berkontribusi bagi pendidikan di kampung halamannya, Pulau Kangean. Ifi memiliki mimpi besar. Ia ingin membahagiakan orang tuanya yang bekerja sebagai TKW di Malaysia.
 
"Mbak ini kan kejar ijazah sebagai hadiah untuk orang tua," kata Marlinda menirukan kakaknya.
 
Ifi aktif di berbagai organisasi kampus dan jarang pulang kampung di Sumenep. Ia fokus pada studi berharap bisa segera menyelesaikan pendidikan dan membawa keluarganya ke Tanah Suci.
 
"Apa yang Mbak cita-citakan insyaallah aku lanjutkan," ujar Malinda meneruskan cita-cita kakaknya membantu memajukan pendidikan di Pulau Kangean.
 
Sosok Ifi juga dirindukan oleh sahabat-sahabatnya, salah satunya Indah Kusumawati. Indah mengenalnya selama masa Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada 2023.
 
Kepergian Ifi sebelum sempat diwisuda adalah pukulan mendalam bagi Indah, yang telah berencana wisuda bersama. “Padahal saya sudah menunda periode wisuda saya hanya demi dapat berwisuda bersama Ifi, tetapi takdir berkata lain,” tutur dia.
 
Indah mengenang Ifi sebagai sosok yang menyejukkan dan penuh senyum. “Di dekatnya itu terasa seperti di bawah pohon dengan angin semilir menyejukkan,” ujar Indah.
 
Kepergian Ifi meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan pimpinan dan keluarga besar Unesa. Namun, semangat dan kebaikannya akan terus menjadi inspirasi bagi mereka yang mengenal dan mencintainya.
 
Sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan dan dedikasi Ifi selama menuntut ilmu di Unesa, Rektor Unesa Nurhasan memberikan santunan kepada keluarga almarhumah sebesar Rp25 juta.
 
Santunan ini diharapkan dapat meringankan beban keluarga yang ditinggalkan dan menjadi bentuk apresiasi atas semangat juang Ifi dalam menuntut ilmu dan cita-cita mulia untuk orang tuanya.
 
Baca juga: Cerita Irma Amelia, Seorang Kristen yang Pilih Kuliah di UMJ

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan