Ilustrasi vaksin Polio. DOK Birkom Kemenkes
Ilustrasi vaksin Polio. DOK Birkom Kemenkes

Pakar Unair Sebut Perlu Pendekatan Holistik untuk Hadapi Evolusi Polio

Ilham Pratama Putra • 09 Februari 2024 16:12
Jakarrta: Kemunculan penyakit polio baru-baru ini meningkatkan kewaspadaan berbagai pihak terhadap dunia kesehatan. Terlebih, muncul varian baru polio yang merupakan hasil evolusi sejak berabad-abad lalu.
 
Pakar Paleoantropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Toetik Koesbardiati, menuturkan polio sebenarnya sudah terdeteksi di Mesir sejak abad ke-16. Hal itu terbukti dari penggalian kuburan kuno di Inggris abad ke-4.
 
Saat itu, terdapat penemuan sisa rangka manusia yang menurut dugaan menderita penyakit polio. “Ada tanda-tanda ketidaksimetrisan tungkai bawah dan patologi tulang punggungnya,” papar Toetik dikutip dari laman unair.ac.id, Jumat, 9 Februari 2024.

Seiring perkembangan peradaban manusia, polio juga mengalami evolusi. Faktor yang memengaruhi evolusi ini antara lain adalah perubahan iklim global.
 
“Perubahan iklim berpengaruh terhadap evolusi ini. Akibatnya, virus bermutasi dengan variasi ekologi,” papar Guru Besar Paleoantropologi Unair itu.
 
Dia mengatakan budaya dan cara hidup manusia yang terus berkembang dari masa ke masa juga berpengaruh terhadap evolusi penyakit polio. “Budaya itu terus berkembang sehingga membentuk masyarakat sekarang namun tetap sedenter. Perubahan ini berkaitan dengan temuan makanan, perkembangan hunian, dan ekspansi,” kata dia.
 
Toetik mengatakan budaya hidup manusia terus berkembang seiring dengan upaya pemenuhan kebutuhan hidup yang lebih baik. Namun, dampaknya, manusia lebih eksploitatif terhadap bumi sehingga mengakibatkan rusaknya ekologi termasuk pemanasan global.
 
“Pemanasan global menjadikan banyak es mencair, membangkitkan banyak virus, bakteri, dan parasit. Contoh dampak mencairnya es dan munculnya patogen adalah ketika terjadi kasus Antraks di Siberia,” tutur dia.
 
Dia menyebut konflik global juga berpengaruh pada kasus polio. Situasi politik dunia yang semakin kacau menjadikan kasus polio cenderung meningkat pesat terutama di wilayah perang.
 
Situasi perang yang berdampak pada proses migrasi dan evakuasi penduduk juga akan melahirkan diskriminasi terhadap akses vaksin setiap negara. “Kemiskinan dan persoalan diskriminasi berpeluang untuk membatasi akses kesehatan termasuk vaksin," ujar dia.
 
Toetik menilai perlu ada pendekatan holistik untuk menghadapi evolusi polio. Pemerintah dan masyarakat perlu melakukan kolaborasi dalam menanggulangi infeksi penyakit ini.
 
Hal itu bisa dilakukan dengan mulai menerapkan hidup sehat, mencegah kerusakan lingkungan, dan menerapkan kerangka pikir kesehatan global. “Pendekatan holistik dalam kerangka pikir global health perlu diperhatikan. Mengingat polio bisa menyerang melalui mobilitas manusia dengan konteks lingkungan yang berubah,” tutur dia.
 
Baca juga:  Catat! Ini 4 Cara Mencegah Penyakit Polio

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan