Pemberian beasiswa untuk meningkatkan perluasan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi. Salah satu penerima Bidikmisi adalah Raeni.
Anak dari seorang pengayuh beca di Kendal, Jawa Tengah, ini merupakan penerima Bidikmisi angkatan pertama 2010 di Program Studi Pendidikan Akutansi Universitas Negeri Semarang (Unnes). Setelah menjalani kuliah selama 3 tahun 6 bulan, Raeni diwisuda pada 2014 dengan IPK nyaris sempurna 3,96 dan menjadi wisudawan terbaik.
Raeni sempat viral di media sosial. Dia datang ke acara wisuda diantar sang ayah pakai becak. Dengan prestasi dan kehadirannya bersama ayahnya itu, Raeni memperoleh beasiswa dari Presiden saat itu Susilo Bambang Yudhoyono.
Raeni melanjutkan pendidikan S2 di University of Birmingham Inggris dan lulus pada 2016. Pada 2018, melalui beasiswa LPDP, Raeni melanjutkan pendidikan S3 di University of Birmingham dan saat ini hampir selesai.
Belajar dari perjalanan hidupnya ini, Raeni mengajak siswa dan siswi yang akan menamatkan pendidikan jenjang SMA/SMK/MA dan sederajat untuk tak berhenti bersekolah. Tetapi, terus berlanjut ke jenjang pendidikan tinggi.
“Jangan memutuskan untuk tidak kuliah hanya karena berasal dari keluarga tidak mampu. Saat ini, pemerintah sudah menyiapkan banyak fasilitas, salah satunya KIP Kuliah bagi siswa yang tidak mampu untuk bisa kuliah,“ kata Raeni dikutip dari laman Puslapdik Kemdikbud, Selasa, 14 Februari 2023.
Raeni mengingatkan di masa depan persaingan di pasar kerja sangat ketat. Bukan hanya bagi lulusan SMA atau SMK, bahkan persaingan di tingkat ulusan S1, S2, dan S3 juga sangat ketat.
“Kita perlu mempersiapkan skill dan kompetensi untuk bisa bersaing di pasar kerja," tutur dia.
Gadis kelahiran 13 Januari 1993 ini mengajak siswa dan siswi memperkuat niat dan kemauan untuk kuliah. Namun, terpenting mengenali diri sendiri, mengetahui minat, dan kemampuan sehingga tidak salah memilih program studi.
Raeini juga mengingatkan agar selalu mempunyai kemauan dan strategi menyelesaikan kuliah sebaik-baiknya dan secepat-cepatnya.
Dia juga menyarankan untuk menutupi rasa minder dengan mencari tahu potensi diri dan memaksimalkannya. “Hal itu (minder) tidak bisa dihindari, bahkan saya sampai saat ini masih rasa minder karena kondisi ekonomi keluarga saya,“ beber dia.
Dia mengaku memperoleh bantuan Bidikmisi juga menjadi tantangan tersendiri. Bantuan Bidikmisi merupakan amanah yang harus dipenuhi melalui prestasi dan performa yang sebaik-baiknya.
“Saat kuliah, bila tidak tahu akan sesuatu atau kesulitan dalam materi kuliah, saya mencoba mencari tahu, entah itu meminta bantuan ke teman atau dosen dan mencari solusinya dengan keyakinan, pasti akan ada yang bisa membantu,“ kata anak bungsu dari dua bersaudara ini.
Raeini juga menyarankan untuk sering berkomunikasi dengan dosen. Hal itu bisa meningkatkan rasa percaya diri dan menjadi pemicu bagi diri sendiri untuk lebih baik.
Baca juga: Pendaftaran KIP Kuliah 2023 Dibuka! Simak Jadwal dan Cara Daftarnya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News