"Konsep yang disebut Tridatu yaitu Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu itu kan dimulai oleh sarjana Belanda. Itu karena dia membaca Kitab Sang Hyang Kamahayanikan. Tapi yang dibaca itu hanya sedikit, jadi seperti ujung gunung es. Padahal bukan begitu," ujar Peneliti Candi Borobudur, Hudaya Kandahjaya, seperti dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV pada Jumat 28 Oktober 2022.
| Baca: Pengunjung Candi Borobudur Terus Meningkat |
Hasil riset ini ia paparkan kepada para wisatawan, agar nilai luhur bangunan peninggalan sejarah yang kini menjadi destinasi wisata super prioritas tetap terjaga. Menurut Hudaya, istilah Tridatu merupakan konsep aksara nyata dalam tradisi Agama Buddha yang tidak diketahui banyak orang.
"Istilah Tridatu ada tetapi pengertiannya hanya dicocokan. Sehingga istilah Tridatu merupakan konsep aksara nyata dalam tradisi Agama Buddha yang tidak diketahui banyak orang," ungkapnya
Ia berharap, ke depannya masyarakat yang berkunjung tidak keliru dan bisa mengetahui leluhurnya soal makna serta konstruksi Candi Borobudur yang dibangun pada masa dinasti Syailendra abad ke-8 dan ke-9 Masehi.
(Ainun Kusumaningrum)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
