Tim Pakar Direktorat Mitras DUDI, Alan F. Koropitan. Foto: Mitras DUDI
Tim Pakar Direktorat Mitras DUDI, Alan F. Koropitan. Foto: Mitras DUDI

Indonesia Butuh Penguatan Inovasi Vokasi Bidang Agro, Maritim, dan Pangan

Citra Larasati • 10 Oktober 2024 15:32
Jakarta:  Indonesia memiliki kebutuhan untuk menuju kemandirian pangan. Sektor agro dan maritim sebagai penopang utama menjadi prioritas utama pembangunan hampir di setiap daerah.
 
Hal ini diperkuat melalui hasil riset pada Program Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pembangunan Ekonomi Berbasis Potensi Daerah yang diselenggarakan oleh Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). 
 
Pelaksanaan program yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tersebut berhasil memetakan secara konprehensif potensi daerah di 27 provinsi, baik dari sisi tenaga kerja maupun kebutuhan inovasi yang menunjang pembangunan ekonomi daerah. Berdasarkan  perencanaan inovasi, hampir semua daerah membutuhkan pengembangan untuk promosi varietas lokal, smart precision agriculture and aquaculture, dan teknologi tepat guna untuk pengolahan pangan.

Tim Pakar Direktorat Mitras DUDI, Alan F. Koropitan menyebut, setiap daerah memiliki keunikan dan kekhasan sendiri berdasarkan potensi daerah. Namun, pertanian dalam arti luas menjadi sektor utama yang paling berpotensi untuk menyokong sektor-sektor lainnya.
 
Ia juga menjelaskan, teknologi tepat guna penting untuk UMKM agar bisa naik kelas. Sejalan dengan kebutuhan sektor, UMKM yang membutuhkan teknologi tepat guna adalah yang bergerak di bidang pertanian, perikanan, dan peternakan. 
 
Pengembangan inovasi berbasis daerah sendiri membutuhkan dukungan berupa kebijakan serta sinergi dari setiap stekholder.  Yaitu pemerintah pusat yang melakukan intervensi berupa program-program, pemerintah daerah yang berperan membangun daerah berdasarkan potensinya, serta industri yang menjadi penggerak ekonomi. 
 
“Hasil mapping dalam Program Ekosistem Kemitraan ini akan menentukan treatment untuk mendorong suatu daerah ke level kemandirian kemitraan,” ucap Alan dalam acara diskusi terpumpun pendidikan vokasi di Jakarta.
 
Vokasi sebagai pendidikan yang adaptif dan inklusif memiliki peluang besar untuk menjadi bagian dari pembangunan ekonomi yang berdasar pada potensi daerah. Direktur Mitras DUDI, Adi Nuryanto mengungkapkan, setelah pelaksanaan Program Ekosistem Kemitraan, kini konsorsium perguruan tinggi vokasi mulai aktif dilibatkan dalam penyusunan rencana pembangunan daerah, baik jangka menengah maupun jangka panjang. 
 
"Program masih akan berlanjut untuk tahun kedua dan ketiga untuk pembangunan jejaring antar satuan pendidikan vokasi, yakni melalui implementasi rencana inovasi yang harus sesuai dengan policy paper di tahun pertama," ucap Adi.
 
Berkat kinerja program tahun pertama, Kemendikbudristek berhasil mendapat persetujuan penambahan anggaran dari LPDP untuk pelaksanaan program tahun kedua dan ketiga. Jumlah tambahan anggaran tersebut adalah Rp35 miliar, dengan alokasi tambahan di tahun kedua Rp20 miliar dan tahun ketiga Rp15 miliar.
 
Apabila dijumlahkan dengan anggaran eksisting (Rp40 miliar), maka total anggaran yang tersedia senilai Rp75 miliar. "Program ini menjadi peluang bagi industri untuk berkolaborasi dengan satuan pendidikan vokasi untuk meningkatkan daya saing industri nasional. Sedangkan pemerintah daerah perlu untuk memastikan inovasi yang diusulkan harus sesuai dan bermanfaat bagi kebutuhan daerah," imbuh Adi. 
 
Selain itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi menekankan, kolaborasi yang melibatkan pemerintah daerah dan dunia usaha telah menciptakan sinergi yang efektif dalam mengatasi atau menjawab permasalahan pendidikan vokasi. Hal yang perlu dijaga adalah memastikan keberlanjutan atas berbagai inisiatif yang telah terbukti mendukung pertumbuhan ekonomi regional.
 
"Harapannya pembicaraan tentang pendidikan vokasi bukan lagi menjadi pembicaraan yang terpisah dari potensi ataupun agenda prioritas pembangunan daerah. Bicara tentang pembangunan ekonomi daerah, harapannya juga berbicara tentang pendidikan vokasi dan berbicara tentang pendidikan vokasi, maka juga berbicara tentang pembangunan ekonomi daerah,” pungkas Saryadi.
 
Baca juga:  Pendidikan Vokasi Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal yang Berkelanjutan
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan