Kepala Kantor UNICEF Perwakilan Papua dan Papua Barat, Aminuddin Mohammad Ramdan di Sorong mengatakan, berdasarkan data dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2018, sebanyak 41 persen pelajar berusia 15 tahun pernah mengalami perundungan setidaknya beberapa kali dalam satu bulan. Sedangkan data dari UNICEF sekitar 45 persen anak muda usia 14-24 tahun pernah mengalami perundungan secara daring dan anak laki-laki lebih banyak dibandingkan anak perempuan.
Dorongan tersebut ditandai dengan penyerahan buku dan pelatihan pendidikan keterampilan hidup serta pencegahan perundungan bagi para guru 30 sekolah atau SMP sasaran program di Kota dan Kabupaten Sorong. Menurutnya, dunia pendidikan kurangnya partisipasi yang bermakna bagi remaja serta praktik perundungan merupakan masalah sosial seperti fenomena gunung es.
Menurutnya, dengan adanya program pelatihan pendidikan keterampilan hidup serta pencegahan perundungan kepada tenaga pendidik terbukti meningkatkan partisipasi siswa untuk berteman secara positif. Selain itu juga mengurangi kasus perundungan di sekolah sebanyak 29 persen dalam satu semester intervensi.
Karena itu, praktik pendidikan keterampilan hidup dan pencegahan perundungan dapat dimulai dari kabupaten dan kota yang ada di Wilayah Papua Barat.
“Program ini sebagai upaya mendorong pengembangan pola pikir kritis yang tumbuh dari proses refleksi, identifikasi, mengevaluasi informasi yang ada dan penalaran sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang menjadi prioritas Kemendikbudristek,” ujarnya.
Baca juga: Ajari Anak Jaga Privasi di Sosial Media Demi Mencegah Cyberbullying
Program pendidikan keterampilan hidup dan pencegahan perundungan mendapat dukungan Bupati Sorong, Jhony Kamuru yang menyatakan komitmen pemerintah daerah dalam memajukan pendidikan di wilayahnya. Menurut Jhony, sesuai visi misinya mencerdaskan masyarakat adalah investasi.
Bukan hanya sekadar mencerdaskan dalam keahlian akademik tapi juga dalam perilaku yang sesuai dengan norma kemanusiaan. Sehingga Pemda pun melalui RPJMD memasukkan pendidikan karakter menjadi prioritas penting pembangunan.
"Kita semua perlu meningkatkan dan memperkuat keterampilan hidup remaja dan meningkatkan daya saing mereka ke depan dengan hal-hal yang positif," ujar Jhony.
Ditambahkan penguatan kapasitas tenaga pendidik juga sangat penting dalam membangun karakter generasi muda saat ini. Sebab sekolah menjadi garda terdepan dalam pendidikan karakter remaja, tentunya dengan dukungan penuh orang tua, keluarga dan lingkungan pergaulan.
Ia pun berharap dengan kegiatan pelatihan tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan juga menurunkan kasus kekerasan dan perundungan pada remaja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
