Sheina Ashley Pribadi, siswi kelas 12 di Jakarta Intercultural School menginisasi proyek ACE untuk menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan dalam rangka mengurangi emisi karbon. Dok. Istimewa
Sheina Ashley Pribadi, siswi kelas 12 di Jakarta Intercultural School menginisasi proyek ACE untuk menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan dalam rangka mengurangi emisi karbon. Dok. Istimewa

Tekan Polusi Udara, Siswi SMA Ini Bikin Batu Bata Ramah Lingkungan

Achmad Zulfikar Fazli • 13 Oktober 2023 11:01
Jakarta: Sejumlah pihak terus berinovasi untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. Salah satunya, Sheina Ashley Pribadi, siswi kelas 12 di Jakarta Intercultural School.
 
Dia menginisasi proyek ACE. Proyek ini digagas untuk menciptakan bangunan yang lebih ramah lingkungan dalam rangka mengurangi emisi karbon.
 
"Proyek ACE bertujuan menggantikan batu bata semen, tanah liat yang menimbulkan polusi. Caranya dengan mengganti sebagian besar semen pada batu bata dengan fly ash. Fly ash adalah produk sampingan PLTU batu bara. Jika tidak dimanfaatkan untuk pembuatan semen ini, fly ash hanya jadi sampah yang dapat mencemari saluran air dan berakhir di tempat pembuangan sampah," kata Sheina, Jakarta, Kamis, 12 Oktober 2023.

Melalui proyek ini, Sheina ingin meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menggunakan bahan bangunan rendah polusi. Tujuannya ialah memperlambat dampak perubahan iklim.
 
"Idenya muncul saat kursus solusi tentang lingkungan di Stanford tahun lalu. Saya banyak konsultasi dengan profesor, insinyur, dan mempraktikkannya sendiri di Jakarta," ujar dia.
 
Dia mengaku bereksperimen sendiri dengan membuat prototipe rumah sampai mengujinya di laboratorium. Dia menyampaikan formula yang terakhir dapat mencegah 50 persen lepasnya karbondioksida.
 
"Setiap kilogram semen yang diganti dengan fly ash menghemat 0.9 kilogram karbondioksida agar tidak terbuang ke atmosfer," kata juara Technovation Girls Indonesia tahun 2023 ini.
 
Baca Juga: Masih Tidak Sehat! Kualitas Udara Jakarta Siang Ini Urutan Keenam Terburuk di Dunia

Pengujian berikutnya adalah uji kekuatan. Sembilan prototipe batu bata terkuat diuji di laboratorium Universitas Tarumanegara Jakarta untuk dilakukan penguatan dengan uji kompresi.
 
"Formula terakhir bisa melampaui standar FC20 (mutu sedang beton standar Kementerian PUPR)," kata dia.
 
Batu bata ramah lingkungan tersebut mulai sudah diproduksi. Dia dibantu lokakarya lokal di Bogor untuk memproduksi dengan bahan baku fly ash dari PLTU Paiton Malang. Sementara itu, Sheina banyak dibantu pamannya, yang merupakan seorang arsitek untuk membentuk desainnya.
 
Batu bata ini untuk sementara masih diperuntukkan membangun kepentingan umum. Salah satunya membangun trotoar yang rusak, seperti trotoar di kawasan sekolah Al-Firdaus, BSD.
 
"Meskipun kami punya harapan di masa depan, proyek ini tidak bertujuan menjual batu bata secara komersial. Batu bata ini akan digunakan untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan," kata dia.
 
Sheina mengaku telah menerima hibah dari The Iris Project yang memungkinkan membeli bahan baku dan peralatan yang diperlukan untuk melanjutkan proyeknya tersebut.
 
"Semoga ke depan temuan ini bisa dipatenkan dan bisa mengembangkan produk ini bermitra dengan perusahaan bangunan di Indonesia agar bisa memproduksi secara massal untuk menciptakan bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan, untuk mengurangi emisi karbon," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan