Bambang yang juga Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi Unej tercatat menghasilkan 8 karya tulis ilmiah yang diterbitkan jurnal ilmiah terindeks Scopus dan 864 sitasi atau dirujuk oleh peneliti lain. Belum termasuk 3 buah buku yang menampung tulisannya.
Semenjak berkarier sebagai dosen di Universitas Jember di tahun 1994 lalu, guru besar di Fakultas Farmasi yang fokus pada sensor dan bio sensor ini total telah menghasilkan 128 publikasi ilmiah dan puluhan buku. Tercatat ada 5.025 peneliti lainnya dari seluruh dunia yang menggunakan penelitiannya sebagai rujukan.
Menjadikannya masuk dalam jajaran Top 2 Percent Scientist Worldwide versi Standford University. Di pentas nasional Bambang Kuswandi duduk di peringkat keenam peneliti terkemuka di Indonesia versi Stanford University.
Resep rajin meneliti
Bambang Kuswandi membeberkan resep bisa rajin meneliti. Menurut pria asal Sumenep ini, seorang dosen harus punya passion untuk meneliti.Dengan modal keinginan besar meneliti maka semua hambatan bisa diatasi. Kedua adalah menentukan fokus riset yang akan didalami.
Ia mencontohkan, dirinya yang fokus meneliti bidang sensor dan bio sensor ejak awal. Ketiga adalah disiplin, termasuk disiplin membuat tulisan ilmiah dan mengirimkannya ke jurnal bereputasi sesuai kaidah dalam meneliti.
“Sudah menjadi kewajiban dosen di Indonesia melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi. Semua harus mengajar, namun pada satu titik kita harus memilih akan fokus pada penelitian atau pengabdian kepada masyarakat? Kebetulan saya memilih lebih fokus pada penelitian mengingat latar belakang keilmuan saya yang lebih banyak berkutat di laboratorium,” ujar lulusan S2 dan S3 dari University of Manchester Intitute of Science and Technology (UMIST) Inggris ini.
Hasil Penelitian
Bambang kemudian menjelaskan beberapa hasil penelitiannya. Salah satu yang sudah dikembangkannya adalah smart packaging untuk bahan makanan. Ia membuat sensor berupa stiker yang diletakkan di bungkus buah sehingga konsumen bisa tahu apakah buah tadi masih segar atau sudah kadaluarsa hanya dengan melihat warna stiker tadi.“Sensor tersebut juga bisa diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan, misalnya mengetahui kadar asam urat atau kolesterol pasien tanpa harus melukai tubuh atau bahasa kerennya secara non invasif. Sebab sensor tadi bisa berupa koyo atau dibikin mirip tes kehamilan,” jelas Bambang dilansir dari laman Unej, Selasa, 17 Oktober 2023..
Melihat prestasi ini, Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna memberi apresiasi kepada koleganya tersebut. Apresiasi tersebut bukan sekadar basa-basi, sebab menurut Iwan, di sela-sela kesibukannya sebagai Wakil Rektor IV, Bambang masih fokus meneliti.
“Alhamdulillah, prestasinya Prof. Bambang Kuswandi otomatis mengangkat nama Universitas Jember juga. Semoga prestasi ini bakal diikuti peneliti lainnya terutama para profesor muda,” kata Iwan .
Iwan mengatakan, Universitas Jember terus mendorong para dosen meningkatkan kualitas dan kuantitas riset. Di antaranya dengan mengaggarkan hibah riset internal sebesar 3 persen dari anggaran PNBP Universitas Jember.
Dukungan bagi dosen mendapatkan pendanaan riset dari dalam dan luar negeri hingga hibah riset guru besar yang jumlahnya bisa mencapai 75 juta rupiah. Selain Bambang, ada juga di posisi ke-69, yakni Dr. Ir. M. Asrofi, ST dari Fakultas Teknik Unej.
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id.
Baca juga: 6 Peneliti Undip Masuk Top 2% Peneliti Terbaik Dunia 2023, Ini Daftarnya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id