Jariyah, nama wanita, itu adalah ibu dari Rizki Oktavianto yang merupakan wisudawan terbaik periode Februari 2022 jenjang S1 dengan IPK 3,96. Rizki kuliah di Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta dan mendapat beasiswa Bidikmisi.
Perjuangan Iik untuk dapat mencapai prestasi gemilang ini juga tidak mudah. Ayahnya, Sumardiyono sudah meninggal sejak Iik berusia 6 tahun.
Alhasil sejak kecil dia sudah terbiasa untuk bekerja keras dan berusaha berprestasi. “Ibu selalu berpesan bahwa suatu saat saya harus menjadi orang yang sukses, dan untuk sukses harus menempuh pendidikan yang setinggi tingginya dan mencari pengalaman sebanyak mungkin” kata Rizki dikutip dari laman UNY, Minggu, 27 Februari 2022.
Perjuangan memang tidak mulus, kondisi ekonomi keluarga terkadang menghalangi. Namun Jariyah selalu menanamkan bahwa setiap ada niat pasti ada jalan. Doa Jariyah terkabul, sejak SD Iik sekolah dengan gratis berkat beasiswa dari Hoshizora Foundation dan beasiswa dari Qatar Charity sejak SD hingga SMA.
Pria kelahiran Bantul 31 Oktober 1999 ini juga tidak mudah dalam menyelesaikan jenjang SMA-nya. Kondisi perekonomian yang sedang kurang baik saat Rizki tamat SMP, membuatnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Kabupaten Gunungkidul dengan biaya oleh saudara dari almarhum ayah dan tinggal di rumah simbah, sedangkan Jariyah tetap tinggal di Bantul.
Rizki melanjutkan di SMAN 1 Wonosari dari tahun 2015 hingga 2018. Saudara almarhum ayahnya hanya menutupi biaya SPP sampai kelas XI, adapun untuk uang saku, beli buku, dan kuota internet serta SPP kelas XII Iik mendapatkan dari ibu yang bekerja sebagai buruh di katering selama tiga tahun.
Selama sekolah di SMAN 1 Wonosari, Rizki pulang pergi ke sekolah naik sepeda menempuh jarak 1,25 km dengan medan yang naik turun. Di SMA, Rizki berhasil menjadi siswa yang berprestasi.
Ia menekuni bidang OSN Ekonomi Akuntansi dan setiap semester pasti mendapat 3 besar ranking paralel, hingga saat lulus mendapatkan predikat sebagai lulusan terbaik jurusan IPS.
Semasa SMA, Rizki mendapatkan lingkungan pertemanan dan lingkungan sekolah yang sangat supportif. Namun, di lingkungan keluarga tempat tinggalnya ia mengalami verbal bullying. Rizki menjawabnya dengan raihan sejumlah prestasi selama duduk di bangku SMA.
Namun tak ayal tekanan mental verbal bullying ini membuatnya nyaris drop out saat kelas XII, namun berkat dorongan gurunya Endah Harminingtyas yang selalu mendampingi dengan dukungan maksimal, Rizki batal drop out bahkan dapat meraih beasiswa bidikmisi sebagai bekal studi lanjut.
Warga Iroyudan Guwosari Pajangan Bantul itu diterima di UNY melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Semasa kuliah Rizki memanfaatkan waktu dengan baik untuk menyeimbangkan sisi akademik dan nonakademik.
Di sisi akademik, Iik setiap semesternya selalu mendapatkan IP minimal 3,8. Di sisi nonakademik, Iik aktif di UKMF Penelitian KRISTAL FE UNY, sering mengikuti dan mendapatkan juara perlombaan karya tulis ilmiah, hingga pada tahun 2021 berhasil menjadi Mahasiswa Berprestasi Utama FE UNY.
Karena sudah mendapatkan bidikmisi, yang mana itu merupakan uang subsidi dari rakyat maka ia bertekad untuk semangat kuliahnya dan berprestasi. Selama kuliah Rizki selalu memperhatikan penjelasan dosen, aktif dalam diksusi kelas, dan ketika kuliah online selalu berusaha untuk aktif dan open camera.
“Hal ini saya lakukan agar saya benar benar dapat ilmu yg berkah dan bermanfaat mulai dari hal-hal kecil yakni menghormati dosen yang sedang mengajar,” katanya.
Selain kuliah Rizki juga memanfaatkan masa mahasiswa untuk mengembangkan diri dengan ikut lomba karya ilmiah, terhitung sudah 20 lebih kejuaraan yang didapat dan berhasil menjadi Mapres Utama FE UNY. Tentunya meraih kejuaraan karya tulis ilmiah sampai jadi mapres bukan hal yang mulus, banyak rintangan dan hambatan.
Baca juga: Jadi Wisudawan Berprestasi, Alumnus FH UNAIR Ini Bukukan Kisahnya
“Saya berharap agar kedepannya bisa segera mewujudkan doa ibu saya yakni agar saya bisa lanjut S2 dengan beasiswa dan bisa menjadi dosen di masa yang akan datang” tutup Iik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News