"Guru honorer yang ikut PPPK ini harusnya menjadi pritoritas, karena guru honorer di sekolah negeri ini mereka yang jumlahnya besar dan mereka yang membantu terselenggaranya proses pendidikan di sekolah saat ini," kata Satriwan kepada Medcom.id, Rabu, 9 Februari 2022.
Dia menilai keberadaan guru swasta belum menjadi prioritas utama saat ini. Satriwan menyebut bila perekrutan guru honorer di sekolah negeri sudah selesai, baru merekrut guru swasta.
"Tapi saat ini guru swasta sudah banyak migrasi ke sekolah negeri lewat PPPK," sesal dia.
Satriwan menyebut guru migrasi ini ialah guru yang ingin memperbaiki kesejahteraan hidup. Artinya, pengajar yang bermigrasi ialah guru dari sekolah swasta yang kurang sejahtera.
"Itu berarti kan konteksnya pilihan rasional dari guru swasta tersebut. Ini jadi pembelajaran juga bagi yayasan swsata, jadi refleksi penyelenggara sekolah swsta, agar mereka meningkatkan kesejahteraan guru-guru mereka," tutur dia.
Dia juga meminta yayasan tak boleh melarang perbaikan nasib guru swasta. Sebab, PPPK merupakan peluang dari negara.
"Jadi, memang ini pelik sekali, untuk itu ke depan perlu regulasi khusus bagaimana manajemen perekrutan guru PPPK ini. Mestinya seleksi PPPK ini mendahulukan penerimaan guru honorer sekolah negeri, itu dulu dituntaskan baru swasta," tutur dia.
Baca: P2G Nilai Perekrutan Guru PPPK Salah Strategi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
