Dia menegaskan bahwa tes akan tetap diadakan sesuai dengan peraturan undang-undang (UU) yang berlaku. Sebab, hanya melalui tes kompetensi guru itu bisa diukur dan dinyatakan layak diangkat sebagai PPPK.
"Tahun ini semua guru honorer bisa membuktikan kelayakannya untuk menjadi PPPK, tapi tetap dengan standar (tes). Karena kalau tidak ada tes itu, kita berpotensi merugikan anak-anak kita dan itu tidak boleh," kata Nadiem dalam kuliah umum Merdeka Belajar di Metro TV, Selasa, 19 Januari 2021.
Menurutnya, ini merupakan kali pertama seleksi PPPK dilakukan secara luas dan berskala besar. Sebelumnya, guru honorer perlu mengantri untuk bisa mengikuti seleksi PPPK.
"Yang lulus tes akan diangkat menjadi PPPK, itu adalah pegawai pemerintah dengan gaji yang setara PNS. Jadi dari sisi kesejahteraan dulu kita selesaikan ini," imbuhnya.
Baca: Komisi X Usul Guru Honorer Lama Mengabdi Langsung Diangkat PPPK
Target Formasi PPPK tahun ini berjumlah satu juta guru. Tenaga pendidik yang dapat lolos sangat tergantung pada kemampuan mereka masing-masing.
"Jadi kalau lulus tes satu juta, ya satu juta. Kalau yang lulus tes cuma 100 ribu, cuman 100.000. Yang lulus tes 200 ribu ya 200 rihu yang menjadi PPPK," terangnya.
Nadiem menambahkan, meskipun gagal di kesempatan pertama, guru honorer dapat mengambil kesempatan untuk mengikuti tes lagi. Sebab, pada tahun ini satu orang guru mendapatkan jatah hingga tiga kali tes.
"Kita akan memberikan kesempatan tes ini bisa dilakukan secara online di tempat testing center kita. Jadi ini satu inovasi untuk bisa memberikan keadilan sosial bagi semua guru honorer untuk bisa membuktikan kepada negara bahwa mereka layak menjadi setara kesejahteraannya dengan PNS walaupun PPPK ya," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
