Rusia mengajar anak-anak di perbatasan RI-Malaysia. DOK Pusat Prestasi Nasional
Rusia mengajar anak-anak di perbatasan RI-Malaysia. DOK Pusat Prestasi Nasional

Kisah Rusia, Tingkatkan Nasionalisme Anak-Anak di Perbatasan RI-Malaysia Lewat Rumah Baca Teras

Renatha Swasty • 21 Oktober 2022 17:12
Jakarta: Sekelompok anak terlihat antusias membaca buku. Di antara mereka ada yang saling bertukar buku satu sama lain, sekadar ingin tahu yang sedang dibaca oleh temannya. Di sudut ruangan, ada pula dua anak menggambar sambil tertawa bersama seorang relawan. Mereka, anak-anak daerah perbatasan RI-Malaysia yang menyelami pengetahuan di Rumah Baca Teras Perbatasan. 
 
Rusia, 43 tahun, guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Sebatik Tengah, Kalimantan Utara menginisiasi Rumah Baca Teras Perbatasan sejak 2018. Rumah baca ini bertujuan untuk dapat membantu peserta didik dan anak-anak agar memiliki masa depan lebih cerah.
 
Keadaan sekolah yang berada di daerah 3T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal) membuat Rusia ingin membagi waktunya di luar kegiatan mengajar dengan memberikan kegiatan positif kepada anak-anak daerah setempat.

Di SMA Negeri 1 Sebatik Tengah banyak peserta didik yang merupakan anak dari Pekerja Migran Indonesia yang bekerja di Malaysia. Kondisi sekolah di daerah perbatasan dengan Malaysia menyebabkan pengaruh budaya luar mudah masuk ke Indonesia. 
 
Daerah Sebatik disebut juga sebagai jalur pintu masuk narkoba. Tak hanya itu yang dialami Rusia, saat awal mengajar banyak peserta didik putus sekolah karena lebih memilih untuk bekerja. 
 
“Hasil kebun di sini kan banyak yang dijual ke Malaysia. Mereka lebih memilih untuk bekerja, dapat uang ringgit, dan tidak sekolah,” ungkap Rusia dikutip dari laman Pusat Prestasi Nasional, Jumat, 21 Oktober 2022. 
 
Situasi tersebut kemudian menjadi perhatian utama di mana ia ingin membuat wadah untuk menyalurkan kegiatan-kegiatan positif. Pada suatu saat, ia berdiskusi dengan peserta didiknya yang sudah menjadi mahasiswa. 
 
Dari diskusi itu, Rusia bersama alumni SMA Negeri 1 Sebatik Tengah membentuk tim dan membuat Rumah Baca Teras Perbatasan yang bertempat di rumahnya. “Nah kebetulan dekat rumah itu ada anak-anak suka baca. Akhirnya setelah foto-foto mereka tersebar, barulah banyak sumbangan-sumbangan buku dari donatur. Akhirnya bukunya tambah hari tambah banyak,” ujar Rusia. 
 
Rusia tidak hanya mengajak peserta didiknya atau anak-anak sekitar untuk membaca, tetapi juga memberikan kelas, seperti Bahasa Inggris, Matematika, dan kelas lainnya yang dibutuhkan oleh anak-anak sekitar secara gratis.
 
Kelas ini untuk dapat menarik perhatian mereka agar dapat meningkatkan minat baca dan berdiskusi. Ia ingin menyelipkan cerita yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme, meningkatkan rasa keinginan untuk meraih pendidikan yang lebih baik, dan hal-hal positif lainnya.
 
Rusia juga membuat lapak buku yang digelar di keramaian pada setiap hari libur. Kegiatan tersebut ramai didatangi oleh anak-anak. Ia dan timnya yang lain mengajar anak-anak tersebut untuk bermain, bercerita, dan memberikan hadiah untuk menarik minat baca. 
 
Selain itu, Rusia turut menyelenggarakan kegiatan kemanusiaan melalui Rumah Baca ini. Beberapa kegiatan kemanusiaan ialah pencarian dana untuk korban bencana dan mengumpulkan donasi untuk masyarakat kurang mampu. 
 
Tahun demi tahun dilalui Rusia. Jadwal kegiatan Rumah Baca semakin padat sehingga menyebabkan rumah yang kecil tidak lagi memadai. Oleh karena itu, Rumah Baca dipindah ke salah satu tempat di Desa Aji Kuning, Sebatik Tengah. 
 
Sebelum pandemi covid-19, kegiatan Rumah Baca ini rutin digelar setiap hari Jumat. Kegiatan diikuti kurang lebih 5 sampai 20 anak-anak. Anak-anak daerah setempat sangat antusias mengikuti. Namun, datangnya pandemi covid-19 di awal 2020 membuat kegiatan tatap muka yang dilakukan harus dihentikan. 
 
Ketika peraturan memperbolehkan pertemuan tatap muka, kendala masih saja dialami dari sisi waktu. Anak-anak daerah setempat harus bersekolah dari pukul 07.15 WIB hingga 17.00 WIB, sehingga mereka tidak punya waktu cukup untuk mengunjungi Rumah Baca Teras Perbatasan. 
 
Bak semangat yang tak pernah padam, Rusia juga aktif membina peserta didiknya yang berkeinginan mengikuti lomba di bidang debat dan pidato Bahasa Inggris di tingkat Provinsi. Terdapat dua hal yang menjadi motivasinya untuk melakukan semua ini, yaitu dia merasa sudah kewajibannya mendidik dan mengajarkan peserta didik agar dapat memiliki masa depan lebih cerah. 
 
Kedua, ia ingin membagikan ilmu dan waktu agar bermanfaat bagi orang lain. Di sela-sela mengajar, Rusia juga selalu bercerita dan berdiskusi dengan murid-muridnya untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan keinginan untuk belajar.
 
Dalam perjalanannya, Rusia mengalami beberapa kendala. Seperti, sekolah minim sarana, anak-anak yang tidak fokus karena sekolah sambil bekerja, dan saat hujan banyak anak izin karena akses jalanan yang sulit dilewati. 
 
Dedikasinya yang tinggi membuat guru yang berasal dari Sulawesi Selatan ini dinobatkan sebagai Juara 2 Guru Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2018 oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Penilaian dilihat profil, kegiatan sekolah, pembinaan, dan kegiatan kemasyarakatan. 
 
Rusia berharap ke depan siswanya bisa belajar lebih baik lagi, menggali potensi yang dimiliki, dan berprestasi di bidangnya masing-masing. Dia juga berharap seluruh anak-anak Indonesia berani tampil dan menampakkan diri, serta memperoleh prestasi untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih baik lagi. 
 
“Jangan pernah lelah untuk belajar, teruslah belajar, jangan tanggung-tanggung dalam bermimpi, sekali bermimpi, maka bermimpilah yang paling besar. Karena selama masih bisa dibayangkan, masih bisa diimpikan, maka insyaallah itu bisa jadi kenyataan,” pesan Rusia. 
 
Rusia juga berharap agar guru di Indonesia terus ikhlas dalam mengajar. Dia menyebut mengajar kadang melelahkan, tetapi guru-guru mesti mengingat apabila dilakukan ikhlas akan bernilai ibadah dan menjadi tabungan untuk kehidupan selanjutnya.
 
"Anak-anak Indonesia membutuhkan guru-guru yang punya dedikasi dan keikhlasan untuk memberi ilmu yang sebanyak-banyaknya,” tutur Rusia.
 
Baca juga: Gemohing ala John Batafor, Wujudkan Pendidikan Gratis Bagi Anak di Lembata

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan