UNIIC Demo Day 2024. DOK UMN
UNIIC Demo Day 2024. DOK UMN

UNIIC Demo Day 2024 Kembali Digelar, Tak Sebatas Kompetisi Bisnis Mahasiswa

Renatha Swasty • 18 September 2024 12:41
Jakarta: University Incubator Consortium (UNIIC) Demo Day kembali diselenggarakan untuk kedua kalinya. UNIIC Demo Day 2024 melibatkan beberapa perguruan tinggi di Indonesia, yakni Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Universitas Indonesia (UI), Telkom University, dan Universitas Trisakti.
 
UNIIC Demo Day 2024 ditujukan untuk menggabungkan inkubator bisnis perguruan tinggi dari beberapa negara di Asia, yakni Vietnam, Filipina, India, Malaysia, Afrika Selatan, Uzbekistan dan Cambodia, serta melombakan 13 startup lainnya. UNIIC Demo Day juga merupakan wadah untuk berbagi pengetahuan, kolaborasi, dan cultural exchange dari para peserta.
 
Terdapat empat rangkaian acara dari UNIIC Demo Day 2024 termasuk workshop, business development, startup pitching, dan expert mentoring. Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UMN, Andrey Andoko, mengatakan kegiatan ini tidak hanya perlombaan, tapi juga sekaligus belajar mengenai bisnis.

Dia menuturkan bisnis saat ini sangat penting untuk perkembangan negara. Dia sangat mengapresiasi para mahasiswa yang tergerak menjadi wirausaha.
 
"Membuat bisnis memang tidak mudah, tapi nantinya mereka tidak perlu susah mencari kerja tapi bisa secara kreatif membuat bisnis dan membuat lapangan kerja baru," kata Andrey dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 18 September 2024.
 
Andrey berharap kegiatan ini tidak semata-mata hanya untuk berlomba saja tetapi juga menguatkan kerja sama antara kampus dan menambah networking. Andrey menyebut rangkaian selama acara dapat memberikan wawasan lebih untuk peserta.
 
Chief Innovation and Enterprise dari Asia Pacific University Malaysia, Prof. Dr. Vinesh Thiruchelvam, mengungkapkan pertama kali berinisiasi membuat UNIIC hanya ada enam perguruan tinggi yang tergabung dan dari negara-negara Asia. Sekarang, berhasil mencapai ke Afrika dan Uzbekistan.
 
"Menurut saya UNIIC adalah platform entrepreneurship, kami ingin membawa komunitas entrepreneur dunia yang waktunya jangka panjang dan juga pandangan yang sama. Untuk itu UNIIC ditujukan agar para entrepreneur bergabung di platform yang sama”, ucap dia.
 
Dalam kesempatan itu, Natali Ardianto, Co-Founder dan CEO dari Lifepack, memberikan pandangan mengenai tren pasar di Indonesia, mulai dari perilaku konsumen, dan peluang pertumbuhan. Natali menekankan pentingnya strategi tim dalam bisnis agar bisa menyempurnakan setiap tahapnya.
 
“Indonesia ini salah satu negara yang populer di dunia ada 270 juta jiwa di Indonesia, area Jabodetabek saja sudah 31 juta lebih besar jumlahnya dari Australia. Menurut saya ini adalah peluang yang baik, sehingga market trading dan buying power bisa mengambil daerah Jabodetabek saja”, ucap Natali saat memberikan worskop tentang Market Landscape of Indonesia.
 
Melihat pengalaman Natali untuk menilai pertumbuhan ekonomi, Ia selalu menggunakan GDP perkapita, karena GDP perkapita Indonesia mencapai USD 4.777. Sehingga untuk membuat startup, Natali mencoba lima daerah di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar dan Medan.
 
“Selain itu untuk negara berkembang lebih cocok membuat bisnis yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah yang ada, berbeda dengan negara maju yang lebih mencari keunikan dan yang belum pernah ada sebelumnya. Indonesia sangat sensitif dengan harga, jadi kita perlu tahu segmentasinya. Menggunakan kata murah di Indonesia sangat berpengaruh pada market," papar Natali.
 
Natali menuturkan tren market di Indonesia adalah Social Media Influence dan E-Commerce. Melihat E-Commerce yang sekarang bisa berjualan sambil melakukan live streaming dan konsumen dapat langsung membeli.
 
Faktor lainnya adalah influencer, jika memilih influencer tepat tentu akan berpengaruh dan lebih maju. Hal terakhir adalah penggunaan Bahasa Indonesia, masih banyak masyarakat yang lebih memilih preferensi menggunakan Bahasa Indonesia.
 
“Sangat susah membuat marketing di Indonesia, tidak mudah mengimplementasikan marketing luar negeri ke Indonesia. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah melakukan riset pasar, riset ini perlu dilakukan dengan sesama pasar di Indonesia. Berkolaborasi dengan bisnis lokal yang ada di Indonesia, dan yang terakhir adalah localizations menyesuaikan dengan Indonesia baik dari cara pemasaran atau budaya”, ujar Natali.
 
Dia menuturkan ada banyak peluang di Indonesia, tetapi banyak tantangan dan risiko. Regulasi di Indonesia sangat kompleks dan aturan-aturan terutama melihat teknologi yang saat ini sangat maju.
 
Perbedaan budaya juga menjadi tantangan karena banyaknya provinsi dan budaya di Indonesia. Sehingga, perlu tahu dan mempelajari budaya dari target yang ingin dituju.
 
UNIIC Demoday 2024 digelar hingga 20 September 2024. Pada hari kedua, menampilkan lokakarya tentang meningkatkan skala startup dari “zero to hero” yang dibawakan oleh Ibnu Sina Wardy, pendiri Gits Indonesia.
 
Setelah itu, para peserta akan mengunjungi Saung Angklung Udjo Bandung. Mereka akan merasakan tradisi lokal Indonesia dan mendapatkan apresiasi lebih dalam untuk keragaman budaya dalam jaringan UNIIC.
 
Pada puncak acara, ke-13 tim bakal mempresentasikan ide-ide inovatif mereka kepada panel juri yang terdiri dari Dennis Tjandra dari SPIL Ventures, Nicole Madelien dari Maven Ventures, dan Gavin Adrian dari East Ventures.
 
Peserta diharapkan dapat pulang dengan koneksi serta pengalaman berharga, bertemu dengan berbagai investor, dan pemahaman lebih dalam tentang budaya yang dinamis di kawasan Asia-Pasifik. Sehingga semakin memperkuat peran acara ini sebagai landasan dalam komunitas UNIIC.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan