IOWave merupakan rangkaian tsunami drill yang digelar oleh Intergovernmental Oceanographic Commission UNESCO (IOC-UNESCO) setiap dua tahun sekali. Acara diikuti negara-negara yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, termasuk Indonesia.
IOWave 2023 dilaksanakan pada 4, 11, 18, dan 25 Oktober 2023 dengan tiga skenario drill tsunami di Kepulauan Nikobar, Pantai Iran, dan Selatan Jawa, serta satu skenario drill tsunami non-tektonik di Australia
"IOWave 2023 ini menjadi momentum bersama untuk menguji seberapa jauh persiapan kesiapsiagaan yang tengah dirintis bersama," kata Ketua GMLS Anis Faisal Reza dikutip dari laman sigaptsunami.id, Senin, 30 Oktober 2023.
Anis menuturkan pihak SMA Negeri 1 Panggarangan dapat mengujikan kembali Protap yang telah disusun. Sementara itu, Relawan Tanggap Bencana Desa (RTBD) dapat mengujikan teori-teori penanganan kedaruratan.
"Dan GMLS dapat menguji kecepatan tanggap penyebaran informasi peringatan dini kepada masyarakat melalui berbagai moda yang ada,” ujar dia.
Drill dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB dan melibatkan 129 orang dari berbagai pihak. Meliputi 25 guru dan 61 siswa SMAN 1 Panggarangan sebagai peserta, 14 orang dari RTBD dan GMLS sebagai pelaku, 1 orang dari Jaga Balai dan 3 orang dari TNI sebagai pemandu, 21 orang mahasiswa UMN sebagai tim dokumentasi, serta 4 orang dari BMKG sebagai observer, fasilitator, dokumentalis, dan AAR.
Peran siswa SMAN 1 Panggarangan sangat besar. Sebagai salah satu pelopor utama edukasi mitigasi di lingkungan sekolah yang berbasis siswa, SMAN 1 Panggarangan telah memiliki ekstrakurikuler mitigasi bencana, memberdayakan siswa.
Khususnya yang tergabung dalam ekstrakurikuler tersebut sebagai satuan tugas yang memimpin jalannya evakuasi. Dalam satuan tugas tersebut, siswa dibagi kembali dalam empat gugus tugas, yaitu gugus keamanan, gugus evakuasi, gugus logistik, dan gugus kesehatan.
Pelibatan siswa dalam evakuasi tersebut juga bertujuan untuk melatih dan mempersiapkan siswa secara fisik, mental, dan kompetensi untuk menghadapi skenario bencana yang nyata.
Dalam drill ini, siswa dan guru SMAN 1 Panggarangan, dipandu oleh Serka Dadang dari Pangkalan TNI Angkatan Laut Banten, Aan Anugrah dari Jaga Balai, dan Gugus Mitigasi Lebak Selatan untuk bersama-sama menyusuri jalur evakuasi sepanjang 4 km yang terletak di belakang SMAN 1 Panggarangan.
Peserta drill memulai perjalanan mereka dari SMAN 1 Panggarangan melalui Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang terletak di Desa Sukajadi, sebelum akhirnya tiba di Tempat Evakuasi Akhir (TEA) yang terletak di SMP Islam Al-Bashri. Perjalanan tersebut ditempuh dalam waktu kurang lebih 60 menit.
Anis mengatakan dalam pelaksanaan simulasi drill kali ini, ada peningkatan respons dari masing-masing lembaga. Seperti SMAN 1 Panggarangan yang memerlukan waktu lebih singkat untuk menuju ke TES.
"Perjalanan yang awalnya membutuhkan waktu 20 menit, kini hanya memerlukan 10 menit. Perjalanan menuju TEA yang awalnya membutuhkan waktu 120 menit, kini hanya menjadi 60 menit," papar Anis.
Aan Anugrah, salah satu pemandu jalannya drill dari Yayasan Jaga Balai, menyebut masing-masing gugus sudah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Alur koordinasi dan komando semakin jelas serta pembagian peran dari masing-masing anggota gugus sudah sesuai dalam Protap.
Drill IOWave 2023 ditutup dengan sesi ramah-tamah dan foto bersama di Command Center GMLS dan Villa Hejo Kiarapayung.
Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) adalah sebuah komunitas yang didirikan oleh masyarakat yang tinggal di Desa Panggarangan, Lebak Selatan, Banten. Gugus ini bertujuan membangun masyarakat Lebak Selatan yang siaga dan tangguh dalam menghadapi bencana.
Baca juga: UniPin Festival Mampir ke UMN, Berikan Edukasi Soal Esports |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News