Salah satu pencipta DeafLearn, Kelvin Lie, mengungkapkan aplikasi ini dibuat untuk membantu Komunitas Dunia Tak Lagi Sunyi (DTLS) yang fokus pada pengajaran baca, tulis, dan perawatan telinga anak-anak tunarungu di Yogyakarta. Namun, dalam proses pembelajaran, komunitas DTLS masih menghadapi beberapa kendala.
Sebab, kegiatan masih manual dengan menggunakan media kertas. Sehingga, sering kali membuat anak cenderung cepat bosan, terbatas dalam lokasi, dan materi pembelajaran.
Kelvin menjelaskan DeafLearn memungkinkan komunitas DTLS memantau perkembangan anak secara objektif dan subjektif melalui data yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja. Aplikasi ini juga memberikan kepastian tentang kemajuan anak.
Sehingga, membantu dalam pengambilan keputusan terkait pendidikan dan mengurangi kekhawatiran tentang potensi kehilangan atau kerusakan materi pembelajaran. Dia menyebut DeafLearn adalah solusi yang dirancang khusus dengan fitur-fitur seperti pencocokan gambar dan teks, kuis, dan pelacakan kemajuan, DeafLearn memberikan pengalaman pembelajaran yang menarik dan efektif.
"Aplikasi ini juga memperkenalkan cara menulis dengan tangan, yang membantu anak-anak mengembangkan keterampilan motorik halus dan kemampuan menulis dengan tangan,” papar Kelvin dalam keterangan tertulis, Jumat, 7 Juli 2023.
Kelvin memaparkan DeafLearn memiliki fitur-fitur yang dirancang khusus untuk kebutuhan pembelajaran anak tunarungu. Visual dan gambar menarik disesuaikan dengan bacaan atau tulisan, memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan.
Terdapat juga level pada setiap kategori pembelajaran membaca dan menulis yang dapat dipilih sesuai dengan tingkatan pembelajaran anak. Melalui progress map, orang tua dan pengajar dapat melihat sejauh mana tingkat pembelajaran anak dan mengatur jadwal pembelajaran secara rutin.
“Manfaat DeafLearn tidak hanya akan dirasakan oleh guru, tetapi juga oleh orang tua dan anak tunarungu itu sendiri," tutur dia.
Kelvin mengatakan aplikasi ini akan memudahkan guru mengajar anak membaca dan menulis, sambil memberikan kebebasan bagi anak belajar di rumah. DeafLearn dapat diakses dengan mudah oleh orang tua dan anak tunarungu, serta memberikan fleksibilitas dalam kegiatan pembelajaran.
"Dengan adanya aplikasi ini, Komunitas DTLS dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan perkembangan literasi anak-anak
tunarungu,” tutur dia.
Aplikasi ini dirancang oleh Kelvin Lie, Josephine Vania Soerjanto, Putu Jeevallucas Jnanamaitriya Surya Gautama, dan Vivian. Dengan bimbingan dari Drs. Jong Jek Siang, M.Sc., dosen sekaligus Ketua Prodi Sistem Informasi UKDW.
Inovasi ini juga membuat tim berhasil mendapatkan hibah Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Skema Pengabdian Masyarakat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Baca juga: 11 Tim Mahasiswa UKDW Raih Hibah PKM dan P2MW dari Diktiristek 2023 |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id