Namun, penggunaan politik identitas secara berlebihan bisa menjadi bencana bagi Indonesia. Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menyampaikan politik identitas bisa memecah belah.
"Kalau politik identitas itu menyerang calon lain dengan mengeksploitasi suku, agama, ras, antargolongan, ini bisa bahaya. Bisa meretakkan persaudaraan dan persatuan kita," kata Basarah di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu 17 November 2018.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Tim Kampanye Jokowi Emoh Mainkan Politik Identitas
Politikus PDI Perjuangan itu menyebut penggunaan politik indentitas sama halnya memundurkan peradaban bangsa 90 tahun ke belakang. Ia bercerita soal peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Saat kongres pemuda kedua, para peserta Sumpah Pemuda memutuskan menggunakan bahasa Melayu sebagai Bahasa Persatuan. Padahal, saat itu peserta banyak yang berasal dari Suku Jawa.
"Artinya, pendahulu kita sudah mengajarkan tidak ada diktator mayoritas. Sumpah Pemuda mengajarkan bahwa politik identitas itu bukan hal yang bisa merekatkan persatuan bangsa Indonesia," tegas dia.
Menurut Basarah, penggunaan politik identitas saat ini disebabkan kurangnya pemahaman sejarah. Kondisi itu berbahaya bila dibiarkan.
(OJE)