Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI), Sadikin Aksa, menjelaskan IMS 2020 merupakan ajang penting sebagai balapan tertinggi sekaligus jenjang menuju balapan di tingkat Asia. Sehingga perlu diselenggarakan bagi perkembangan balap sepeda motor di Indonesia, dan diselenggarakan dengan kualitas yang lebih baik.
"Kami berinisiatif akhir tahun lalu dan bertemu dengan SRM Indonesia untuk mengemas balapan ini menjadi balapan yang menarik, selain balapannya ada juga tontonan yang menarik. Target kita balapan ini bukan hanya ajang balapnya saja, tetapi juga menarik bagi penonton," ujar Sadikin Aksa Rabu (26/2/2020) di Grand Studio Metro Tv Jakarta.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Sadikin Aksa menegaskan IMI akan langsung turun tangan untuk menjaga kualitas balapan. Salah satunya adalah memastikan untuk balapan-balapan berstatus kejurnas, termasuk IMS, diselenggarakan di sirkuit tertutup.
Langkah ini diambil untuk menjaga keselamatan bagi seluruh peserta balapan, tidak hanya pembalap namun termasuk penonton. "Ini semata-mata karena kami ingin aman bagi pembalap dan aman juga bagi penonton. Karena tanpa keamanan yang ketat, kami tidak bisa menjadikan tontonan yang menarik."
IMS rencananya akan berlangsung sebanyak lima putaran, berlangsung pada 20 Juni hingga 22 November 2020. Untuk penyelenggaraanya akan berlangsung di Sirkuit Internasional Sentul Bogor.

Sebagai ajang balap tertinggi, IMS 2020 akan menyajikan kejurnas sport 150 cc dan 250 cc sebagai sajian utama. Kemudian untuk kelas tambahan, tersedia Sport 150 cc Rookie, Sport 250 cc Open, Superstock 600 cc, dan Superstock 1.000 cc.
Kemudian hal baru yang ditawarkan IMS 2020 adalah menggandeng Metro TV sebagai media partner dan disiarkan secara live. Rencananya, hingga berita ini diturunkan, Race kedua setiap putarannya yang berlangsung pada hari Minggu akan ditayangkan langsung oleh Metro Tv dari pukul 13.00 - 14.30 WIB.
"Kami sebagai regulator berkomunikasi agar bisa membuat ajang yang berkualitas. Bagaimana membuat ajang yang berkualitas? Kami perketat dulu regulasinya, perketat keamanannya, kemudian terserah pronas (promotor nasional) mau dibuat apa acaranya," tegas Sadikin Aksa.
(UDA)