Bertempat di The Hotel Dharmawangsa, Sabtu 25 Oktober sore, para peserta lomba, baik lokal maupun manca negara, semuanya tampak lahap menikmati berbagai hidangan yang penuh kandungan karbohidrat.
"Makanannya enak dan jelas bergizi tinggi. Sebelum lomba lari, makanan berkarbohidrat memang sangat kami butuhkan. Saya suka dan memang biasanya juga seperti ini," ujar Eliud Cheptei, salah satu elite runner Kenya.
Sayangnya, jenis makanan yang tersedia bagi para pelari tersebut adalah jenis masakan western, misalnya: Grilled Tenderloin, olahan ikan salmon, nasi, pasta, spaghetti, fettucini, salad, buah-buahan, dll. Jenis masakan Indonesia ternyata belum bisa dikenalkan lantaran memiliki kandungan gizi yang kurang baik untuk pelari.
"Kami memang sengaja menyediakan menu seperti itu, kalau masakan Indonesia identik dengan pedas, nanti bisa mudah haus dan tentunya tidak baik untuk pencernaan pelari," jelas Idham Mirwan, selaku Executive Sou Chef The Hotel Dharmawangsa.
Event makan berkarbohidrat ini terselenggara sekitar dua jam. Usai melahap secukupnya, para peserta dianjurkan tidak makan besar lagi dan bisa lebih banyak mengonsumsi air mineral atau buah-buahan saja.
"Idealnya itu, 6 jam sebelum perlombaan, para pelari tidak boleh makan makanan besar lagi. Mereka lebih baik banyak meminum air mineral, istirahat yang cukup atau menyantap buah-buahan saja," lanjut Idham "Mereka (para pelari Kenya) bisa minum sampai 18 liter air lho sehari," tambahnya menutup.
Event Marathon yang berhadiah total hampir Rp2,5 miliar ini akan segera dimulai besok, Minggu 26 Oktober pagi di bilangan Monas. Kelas lari full dan half Marathon akan start lebih awal pukul 05.00 WIB. Menariknya, akan diadakan juga "Maratoonz", yaitu lomba lari 800 meter khusus anak-anak berusia 5-10 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News