Kontingen atlet Tiongkok saat penutupan pesta Asian Games. (Foto: AP/Eugene Hoshiko)
Kontingen atlet Tiongkok saat penutupan pesta Asian Games. (Foto: AP/Eugene Hoshiko)

Kaleidoskop Sport Lainnya

Kaleidoskop Olahraga 2014: Superioritas Tiongkok, Schumacher, dan Skandal Doping Chong Wei

Alfa Mandalika • 31 Desember 2014 20:03
medcom.id, Jakarta: Tahun ini, perhelatan pesta olahraga terbesar se-Asia digelar. Korea Selatan, merupakan tuan rumah di turnamen tersebut. Turnamen yang dimulai sejak 19 September sampai 4 Oktober itu menjadi saksi bagaimana superioritas Tiongkok belum terpatahkan.
 
Bagaimana tidak, Negeri Tirai Bambu mampu menggondol 342 medali dengan rincian 151 medali emas,108 perak, dan 83 perunggu. Tak ayal, Tiongkok keluar sebagai juara umum.
 
Disusul di posisi kedua adalah tuan rumah Korsel. Negeri Gingseng berhasil meraih 234 medali dengan rincian 79 medali emas, 71 perak, dan 84 perunggu.

Sementara itu, Indonesia gagal mencapai target yang dibebankan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) saat itu, Roy Suryo. Indonesia diberikan target di posisi 10 besar. Tapi, apa daya harapan itu gagal dipenuhi.
 
Apa pasal? Indonesia hanya mampu finis di posisi 17 dengan raihan empat medali emas, lima perak, dan 11 perunggu. Menanggapi kegagalan tersebut, Kemenpora langsung melakukan evaluasi.
 
"Kami telah ditunjuk oleh Pak Menteri untuk melakukan evaluasi dan investigasi terkait dengan hasil kita di Asian Games," kata Staf Khusus Menpora, Bambang Rus Efendi kala itu.
 
Prestasi Indonesia pada Asian Games 2014 memang belum sesuai dengan harapan. Untuk itu semua pihak mulai Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), KONI, KOI maupun pemerintah harus lebih bekerja keras lagi. Apalagi Indonesia akan jadi tuan rumah Asian Games 2018.
 
*Schumi Berangsur Membaik
 
Pebalap legendaris F1, Michael Schumacher akhirnya bisa pulang ke rumahnya setelah sembilan bulan menjalani rawat inap di rumah sakit.
 
Seperti diketahui, Desember 2013 lalu, Schumacher menderita cedera parah lantaran kepalanya terbentur batu ketika berolahraga ski di kampung halamannya, Swiss. Semenjak hari itu, Schumacher di bawa ke salah salah satu rumah sakit di Grenoble dan mengalami koma beberapa bulan.
 
Juni lalu, juara dunia F1 tujuh kali itu siuman dan membaik, Schumacher pun dirujuk ke salah satu Rumah Sakit Universitas di Lausanne untuk melanjutkan perawatan dengan teknologi mutakhir. Selama delapan pekan, kesehatannya pun berangsur baik hingga akhirnya beberapa hari lalu tim medis menganjurkannya pulang sambil tetap melanjutkan rehabilitasi.
 
Manajer Schumi, Sabine Kehm mengatakan bahwa Schumi akan melakukan perawatan dilakukan di rumah. Terkait cedera yang dideritanya, perawatan selama berbulan-bulan itu sudah menunjukkan perkembangan. Tapi, saat ini pengobatan masih terus berlanjut.
 
Selain itu, Sabine juga tidak lupa untuk berterima kasih kepada seluruh tim medis yang sudah bekerjasama, dan meminta dukungan keluarga Schumacker agar bisa membantunya ketika menjalani perawatan jalan.
Kaleidoskop Olahraga 2014: Superioritas Tiongkok, Schumacher, dan Skandal Doping Chong Wei
Michael Schumacher. (Foto: AFP/ Vincenzo Pinto)
 
*Chong Wei Tersandung Doping
 
Pebulu tangkis top dunia, Lee Chong Wei akhirnya dinyatakan positif menggunakan doping, menyusul ditemukannya zat terlarang dalam sampel B miliknya.
 
Badan Anti Doping Dunia (WADA), pada 5 November lalu merilis hal uji coba mereka pada sampel B Lee Chong Wei, dan menemukan kandungan zat Dexamethasone.
 
Dexamethasone merupakan zat yang masuk kategori doping karena salah satu fungsinya adalah untuk meningkatkan stamina atau performa atlet.
 
Menanggapi kenyataan ini, Chong Wei menegaskan bahwa dirinya tidak bersalah. Pebulu tangkis nomor satu dunia ini memastikan bahwa dirinya tidak pernah dengan sengaja menggunakan doping untuk mendongkrak performa.
 
"Saya tidak pernah mengonsumsi obat-obatan untuk meningkatkan performa. Menjaga nama baik di level internasional lebih penting artinya buat saya," ujar Chong Wei.
 
"Saya sudah bekerja keras sepanjang karier dan tidak pernah berpikir untuk mengambil jalan pintas (dengan menggunakan doping)," lanjutnya.
 
Lebih jauh, atlet berusia 32 tahun ini meyakinkan bahwa dirinya berhasil menjadi pebulu tangkis nomor satu dunia, murni karena kerja keras, bukan bantuan doping.
 
Kaleidoskop Olahraga 2014: Superioritas Tiongkok, Schumacher, dan Skandal Doping Chong Wei
Lee Chong Wei. (Foto: Reuters/Olivia Harris)
 
"Saya bahkan tidak ikut minum saat pergi dengan teman. Hal itu semata untuk memastikan apa saja yang saya konsumsi. Saya sangat hati-hati. Saya yakin, ini bukan salah saya," imbuhnya.
 
"Obat ini (Dexamethasone) tidak bisa dibeli di apotek atau toko obat manapun. Ini hanya bisa didapat dengan resep dokter,"urainya.
 
Akibat kasus ini, Lee Chong Wei terancam mendapatkan sanksi larangan bermain selama dua tahun. Meski demikian, dia masih punya waktu untuk memberikan pembelaan.
 
Sementara itu, sahabat sekaligus mantan rival, Taufik Hidayat tidak menyangka bahwa Chong Wei bisa tersangkut kasus doping.
 
"Enggak sangka...Saya enggak yakin kalau (dia) sengaja (memakai doping)," ujar Taufik.
 
Peraih emas Olimpiade 2004 itu mengatakan, seharusnya atlet sekelas Lee Chong Wei tahu apa saja yang masuk ke badannya. Taufik mengatakan, untuk menghindari doping, seorang atlet harus hati-hati dengan apa yang dikonsumsinya, asal usul makanan dan minumannya. Kalau sakit, lanjutnya, atlet tidak boleh sembarangan minum obat. (Dari berbagai sumber)
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ASM)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan