Meski berakhir dengan aman, final yang mempertandingkan Jawa Barat dengan DKI Jakarta itu tetap berlangsung dengan tensi tinggi. Pasalnya, kedua suporter tetap melantunkan yel-yel yang bersifat mengejek dan bahkan mengganggu jalannya laga dengan melempar botol ke kolam renang.
Beruntung, pihak kepolisian dan TNI sudah memilik rencana matang untuk mengatasi kendala tersebut. Mulai dari menambah jumlah personel serta memisahkan tribun suporter terbukti dapat meredam tingginya animo masing-masing suporter.
Berdasar pantauan Metrotvnews.com, para penonton yang hadir di kolam renang Si Jalak Harupat didominasi pendukung tim tuan rumah. Kebanyakan dari mereka merupakan suporter Persib Bandung dan tetap memberikan bentuk dukungan layaknya menonton pertandingan sepak bola.
(BACA: Menpora Minta Insiden Kericuhan Polo Air PON Diusut Tuntas)
Sementara itu, gema yel-yel para suporter Jakarta juga tetap nyaring meski kalah jumlah. Kebanyakan dari mereka merupakan bagian dari ofisial tim, keluarga pemain, serta skuat skuat polo air putri Jakarta itu sendiri.
Dukungan dari suporter Jawa Barat mulai melemah ketika timnya tertinggal cukup jauh menjelang akhir laga. DKI Jakarta akhirnya berhak meraih medali emas karena menutup pertandingan dengan skor telak, 9-14. Terlepas dari pada itu, para pemain dari kedua tim tetap saling berangkulan ketika laga berakhir.
Selebrasi tim polo air putra DKI Jakarta seusai menaklukkan Jawa Barat dengan skor 14-9 pada final PON 2016 Jabar. pic.twitter.com/BbH14poaz3
— Kautsar Zamrocknight (@Zamronice) September 20, 2016
Sekadar informasi, cabor polo air PON 2016 Jabar sempat tercoreng dengan adanya aksi pemukulan yang dilakukan anggota TNI kepada salah satu atlet DKI Jakarta. Perbuatan tidak terpuji itu dikabarkan terjadi karena atlet DKI dianggap melempar botol ketika Jawa Barat dan Sumatera Selatan sedang bertanding.
Video: Kericuhan Terjadi di Arena Polo Air PON XIX
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News