Benjamin Prades (tengah) terbantu karakter rute di Etape 2 (Foto: MEDIA INDONESIA/RAMDANI)
Benjamin Prades (tengah) terbantu karakter rute di Etape 2 (Foto: MEDIA INDONESIA/RAMDANI)

ITdBI 2016

Rute Tanjakan dan Sprint Bantu Prades Rebut Etape 2

12 Mei 2016 17:59
medcom.id, Banyuwangi: Juara etape 2 International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2016 Benjamin Prades, mengaku terbantu dengan rute jalur sprint, namun juga menyediakan sejumlah tanjakan.
 
"Saya tidak tahu apakah ini kebetulan atau tidak. Tapi, yang jelas saya tidak percaya ada kebetulan," katanya seusai penyematan kaos juara etape 2 di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (12/5/16).
 
Pembalap Spanyol yang membela Tim Ukyo Jepang itu menjadi yang tercepat di rute sepanjang 145,7 kilometer. Dari start di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Kecamatan Genteng, menuju finis di Taman Blambangan, Kota Banyuwangi.

Sebagai pembalap dengan kemampuan penakluk tanjakan atau 'climber', pria 33 tahun tersebut sangat terbantu dengan karakter rute, yakni meski sebagian besar jalur datar, namun dua tanjakan di tengah rute membuat kemampuannya sebagai 'climber' banyak menolong.
 
Dua tanjakan itu adalah kategori empat di Pendarungan dan kategori tiga di Kalibendo. Prades mulai meninggalkan rombongan besar pembalap di wilayah Kalibendo bersama sembilan pembalap lainnya.
 
"Saat itu saya sebenarnya tidak ingin attack (meninggalkan rombongan). Saya hanya mengikuti pembalap terkuat saat itu," katanya.
 
Sepuluh pembalap tersebut meninggalkan rombongan sejak di Kalibendo. Selain Prades, pembalap lainnya adalah, juara ITdBI 2015 Peter Pouly. Ada juga 'climber' Indonesia yang kini membela Terengganu Cycling Team Dadi Suryadi dan Hari Fitrianto (Black Inc Cycling Team).
 
Mereka mampu meninggalkan rombongan hingga selisih waktu dua menit karena hampir semuanya berkarakter climber. Namun, di 5 km terakhir, mereka harus beradu sprint. Sebab, jalanan menurun dan mendatar hingga garis finis.
 
Di rute ini Prades memanfaatkan kemampuannya saat bersaing dengan "climber" murni yang tidak memiliki kekuatan di jalur sprint. Prades dengan mudah meninggalkan lawan-lawannya untuk merebut "yellow jersey". Ia merebut kaos kuning itu dari Donghyun Shin yang menang di etape 1.
 
"Rute ini benar-benar sesuai karakter saya. Sedikit tanjakan dan sedikit sprint. Saat jalan datar mereka tidak bisa sprint. Tapi, saya punya kekuatan untuk sprint," kata Prades.
 
Kemenangan tersebut membawa Benjamin Prades sementara memimpin klasemen umum (general classification). Pada etape 3, Jumat 13 Mei besok, Prades akan mengenakan yellow jersey.
 
Sementara itu, Jason Christie, juara nasional Selandia Baru yang kini memperkuat
Kenyan Riders Downunder Kenya, mengaku sangat gembira bisa kembali ke Banyuwangi dan meraih kemenangan. 
 
"Sangat menyenangkan melihat keramaian warga di sini. Banyuwangi selalu spesial bagi karir balap sepeda saya. Saya tidak akan pernah lupa," katanya.
 
Jason Christie melakoni dua kali "breakaway" di ITdBI 2016. Di etape pertama, dia berhasil disusul rombongan di kilometer terakhir. Namun, di etape 2, dia mampu mengumpulkan poin maksimal di dua tanjakan, yakni 14 angka sehingga berhak mengenakan kaos polkadot sebagai raja tanjakan atau KOM.
 
Ia mengakui baru kali ini mampu kembali menarik perhatian publik ITdBI setelah sempat juara etape satu pada ITdBI 2013. "Selama dua tahun setelah itu saya tetap ikut, tapi tidak banyak yang bisa saya raih," katanya.(ANT)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(RIZ)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan