Ketua Satlak Prima Achmad Soetjipto bahkan berjanji mulai bulan depan tidak akan ada lagi keterlambatan gaji, peralatan, dan akomodasi.
"Kami optimistis mulai bulan depan tidak ada keterlambatan karena semua unit yang terlibat dalam dukungan atlet sudah menjadi satu. Olahraga itu menuntut less-birocratic sehingga birokrasi itu harus sesederhana mungkin," ujar Soetjipto di Jakarta, kemarin.
Terkait dengan masalah keterlambatan gaji atlet satu per satu memang mulai terselesaikan. Namun, hingga kini masalah dana akomodasi dan peralatan masih menjadi beban.
Baca: Rumah Indonesia, Panggung untuk Atlet Lokal Berprestasi
Soetjipto menjelaskan, untuk akomodasi khusus, mereka akan mengubah sistem kontraktual yang saat ini digunakan menjadi sistem bantuan langsung yang pernah digunakan 2015 silam.
Berdasarkan sistem kontraktual, setiap induk cabang olahraga harus menunjuk pihak ketiga yang akan menandatangani kontrak dengan pejabat pembuat komitmen yang mewakili Kemenpora. Cara yang dinilai Soetjipto sangat kaku dan ketat tersebut memerlukan proses birokrasi yang tidak rumit dan memakan waktu. Karena itu, bantuan langsung pun dipilih agar masalah penyaluran dana akomodasi bisa teratasi.
"Kalau soal peralatan tanding minggu depan tidak akan ada masalah dan sudah selesai semua karena sudah ada pernyataan dari semua vendor bahwa mereka siap untuk men-delivered itu," pungkasnya.
Senada, Chef de Mission (CDM) SEA Games 2017 Aziz Syamsudin pun berjanji akan mengupayakan semaksimal mungkin agar bisa ada solusi dari seluruh permasalahan itu. Tujuannya agar para atlet bisa tampil optimal.
Salah satu masalah yang diterima Aziz yakni soal tempat latihan, try out, peralatan, dan honor. "Soal try out dan peralatan, itu kalau memang ada anggaran harus mengikuti prosedur. Untuk pelatnas, anggaran bergantung pada Menpora dan Sekretariat Negara,' kata Aziz.
Video: Jelang SEA Games, Atlet Panahan Ini Lakukan Meditasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News