Jamarr Andre Johnson dan Mario Wuysang menjadi kunci kemenangan CLS lewat torehan double-double. Jamarr menorehkan 13 poin dan 11 rebounds, sedangkan Mario membukukan 16 poin dan 10 assists. Di kubu Aspac, Ebrahim Enguio Lopez dan Andakara Prastawa Dhyaksa sama-sama mencetak delapan poin.
Kemenangan atas Aspac menjadi sesuatu yang istimewa bagi CLS. Aspac menjadi satu-satunya tim yang berhasil mengalahkan CLS musim ini. Tim polesan Coach Wahyu Widayat Jati itu kalah 84-102 di seri I dan 70-75 di seri III.
CLS memimpin 4-0 di awal-awal kuarter pertama. Merasa serangan timnya buntu, Coach Jugianto Kuntardjo lantas memasukkan Prastawa ke dalam lapangan. Prastawa seakan menjadi musuh bersama para penonton di GOR Kertajaya. Setiap dirinya membawa bola, penonton lantas menyorakinya.
Forward Aspac, Fandi Ramadhani cukup berhasil untuk membatasi ruang gerak Jamarr. Akan tetapi, Mario Wuysang dan Rachmad Febri Utomo muncul untuk mencetak poin bagi CLS. CLS berhasil merebut kuarter pertama dengan skor 18-14.
Penampilan anak-anak Surabaya makin menjadi di kuarter kedua. Kali ini akurasi tembakan tiga angka dari Febri dan Bima menjadi andalan CLS untuk mendulang poin. Di sisi lain, Aspac belum kunjung menemukan ketajamannya. Alhasil, CLS pun terus melebarkan jarak, sekaligus mengakhiri kuarter kedua dengan keunggulan 39-25.
Situasi permainan tak jauh berbeda terjadi setelah half time. CLS masih mendominasi jalannya pertandingan. Shooter andalan CLS, Sandy Febiansyakh akhirnya menunjukkan kemampuan tembakan tiga angkanya sebanyak dua kali di kuarter ketiga. Jamarr, yang sudah tidak mendapat penjagaan ketat dari Rama, juga lebih leluasa untuk mencetak angka. Skor 61-38 untuk CLS menjadi penanda berakhirnya kuarter ketiga.
Meski sudah unggul cukup jauh, CLS tak mengendurkan tekanannya. Tambahan 15 poin di kuarter penutup ini, akhirnya menyempurnakan kemenangan CLS dengan skor 76-48.
“Saya puas dengan penampilan anak-anak secara keseluruhan, baik first team maupun bench player. Sebelum pertandingan saya mengatakan kepada mereka, kekalahan di dua laga sebelumnya bukan karena kita lebih lemah dari mereka. Tapi, saat itu kita kalah melawan diri sendiri. Hari ini anak-anak juga lumayan berhasil untuk mengurangi turnovers,” kata pelatih CLS, Wahyu Widayat Jati.
“CLS tim yang sangat komplet, dan mereka bermain bagus hari ini. Rasa ingin menang mereka lebih besar dari kami. Kami akan terus belajar untuk bermain sabar karena tadi sering terburu-buru,” ujar pelatih Aspac, Jugianto Kuntardjo.
“CLS merupakan tim yang bagus, tapi pada pertandingan tadi kami kalah karena kesalahan kami sendiri. Kami tidak sabar dalam mengeksekusi bola, sementara CLS fastbreak-nya sangat bagus. Di luar itu semua, saya mengapresiasi para pemain muda yang perkembangannya sudah semakin bagus,” ungkap Oki Wira Sanjaya, shooter Aspac.
Pada Rabu 27 April CLS akan melakoni “Derby Surabaya” kontra Pacific Caesar. Sementara, Aspac bertemu Bimasakti Nikko Steel Malang pada Selasa 26 April.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News