Sharapova absen dari kancah tenis dunia karena sedang menjalani sanksi dari Federasi Tenis Dunia (ITF) yang berdurasi dua tahun. Sanksi itu ia terima karena di dalam tubuhnya terdeteksi doping berjenis meldonium pada awal tahun lalu.
Setelah menjalani persidangan dan proses banding, hukuman Sharapova akhirnya dikurangi menjadi 15 bulan. Dengan begitu, ia bisa aktif kembali pada April mendatang dan boleh mengikuti beragam turnamen yang diinginkan.
Klik: Kimi Raikkonen Sebut Mobil F1 2017 Ketinggalan Zaman
Namun, kenyataan di lapangan berbeda dengan harapan. Pasalnya, pihak penyelenggara French Open yang bakal menjadi ajang Grand Slam pertamanya malah menutup diri. Itu diketahui langsung lewat pernyataan sang presiden Federasi Tenis Prancis (FTF), Bernard Giudicelli.
"Kondisi ini masih rumit. Kami lebih senang dia menyelesaikan proses rehabilitasinya terlebih dahulu," ujar Giudicelli seperti dilansir espn.co.uk.
"Meski begitu, keputusan itu masih sulit di ambil karena di satu sisi kami telah menghabiskan banyak biaya untuk mendukung antidoping, sementara itu banyak pihak mengharapkan kembalinya Sharapova," tambahnya.
Klik: PBSI Belum Menerima Undangan Pemilihan Komite Atlet dari BWF
Sebelum diinformasikan Giudicelli, Sharapova sempat dikabarkan bisa mengikuti French Open dengan fasilitas wild card. Namun dengan adanya kabar ini, artinya kesempatan mendapat wildcard itu semakin kecil.
Meski tidak mendapat fasilitas wild card, Sharapova masih berkesempatan ikut French Open dengan dengan melewati fase kualifikasi. Untuk bisa mengikuti fase kualifikasi, Sharapova harus menaikkan kembali rankingnya ketika melakoni Stuttgart Grand Prix pada April mendatang. (espn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News