Menurut pelatih kontingen angkat besi Indonesia Lukman, keputusan tersebut dinilai masih terlalu dini mengingat pelatnas angkat besi yang harusnya dimulai sejak Februari baru bisa dimulai saat ini.
"Jika itu berlaku juga untuk angkat besi, saya kurang setuju. Karena, itu berarti kita dituntut untuk mencapai target latihan dalam 2 bulan ini. Padahal Asian Games saja masih di bulan sembilan," ujar Lukman.
Ia pun menerangkan, di Indonesia ini, justru cabor-cabor bersifat individu yang biasanya berpotensi meraih medali. Oleh karena itu ia mengharapkan kepada satlak prima agar tidak memperlakukan sama dengan cabor-cabor yang kurang berpotensi lainnya.
"Kalau sistem itu diberlakukan di angkat besi, saya keberatan," tegasnya.
Setidaknya, Lukman mengharapkan, agar laporan progres dari angkat besi yang harus disetor dua bulan mendatang bisa diundur sampai lima bulan kemudian.
"Idealnya, ketika bulan enam atau tujuhlah baru bisa kita lakukan dari angkat besi," usulnya
Hadi Wihardja, Koordinator Olahraga Terukur Satlak Prima, yang turut hadir dalam acara penyerahan bonus So Nice bersikukuh harus melihat perkembangan angkat besi pada Mei mendatang.
Ia juga menambahkan sampai saat ini sudah ada 53 atlet dari tujuh cabor yang sudah menyerahkan rekomendasi untuk masukan SK kedua Satlak Prima.
"Renang lima, atletik lima, angkat besi 12, sepeda delapan, rowing 12, kano sembilan, dan layar dua, Nah, cabor layar ini yang belum pasti," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News