Widiasih yang bertarung pada kelas di bawah 41 kg berhasil meraih perunggu usai mencatatkan total angkatan 95kg.
Widiasih berhasil mengangkat beban 95kg pada percobaan kedua, setelah sebelumnya gagal di percobaan pertama. Pada percobaan ketiga, saat berupaya mengangkat beban seberat 100kg, atlet asal Bali berusia 26 tahun ini gagal.
(BACA: Usai Mendapat Rp2 Miliar, Eko Yuli Diberi Rp500 Juta oleh Pemprov Jatim)
Raihan medali perunggu menjadi prestasi tersendiri bagi Widiasih selama delapan tahun berkarier di dunia angkat beban. Sebelumnya, prestasi terbaik Widiasih yang mulai menggunakan kursi roda pada usia empat tahun karena kakinya mengalami kelumpuhan, adalah meraih medali perak pada ajang Asian Para Games 2014 dan perunggu di Kejuaraan dunia angkat beban di Dubai pada tahun yang sama.
Medali tersebut sekaligus menjadi kado indah yang diberikannya di hari Olahraga Nasional yang jatuh pada hari ini, 9 September.
NI NENGAH WIDIASIH persembahkan perunggu bagi Indonesia di Paralimpiade #Rio2016 #HAORNAS2016 pic.twitter.com/rkxCSD4Aq4
— KEMENPORA RI (@KEMENPORA_RI) September 9, 2016
Adapun peraih medali emas pada kategori ini diraih atlet Turki, Nazmiye Muratli yang mencatatkan angkatan 104kg. Pencapaian Muratli ini sekaligus memecahkan rekor dunia. Sementara itu, medali perak diraih atlet Tiongkok, Zhe Cui dengan total angkatan 102kg.
(BACA JUGA: Menpora Tinjau Langsung Kesiapan Pelaksanaan Haornas 2016)
Dengan koleksi satu medali perunggu, Indonesia yang mengutus sembilan atlet dari empat cabang olahraga, untuk sementara duduk di posisi 33 dari total 38 negara yang ambil bagian pada Paralimpiade 2016.
Selain angkat beban, Indonesia mengirimkan atlet disabilitasnya untuk turun di cabor renang, atletik, dan tenis meja.
Video: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir raih predikat ASEAN Heroes 2016
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News