Berbicara seusai rapat evaluasi, menurut Suwarno masih banyak kesalahan klasik yang terjadi dalam PON 2016. Salah satunya dan yang paling mencolok adalah mekanisme pembagian tugas.
Suwarno berpendapat, tiap kericuhan yang terjadi di beberapa cabor belakangan ini lebih disebabkan karena ketidaktahuan masing-masing kontingen dan pengurus besar cabang olahraga tentang makna single event maupun multiple event.
"Begitu di lapangan, harusnya mereka bisa membedakan mana single event dan multiple event. Nah, di tiap cabor masih belum mengerti hal tersebut. Selanjutnya, kami akan memberi pengarahan tentang pengertian multi event kepada tiap cabor dalam jangka waktu ke depan," ujar Suwarno di media center PON 2016, Bandung, (23/9/2016).
Baca: Jabar Tampil di Final, Ratusan Penonton Tertahan di Pintu Masuk
"Kami berharap sisa penyelenggaraan event ini bisa berlangsung lebih baik. Oleh karena itu, kami sudah koordinasikan CdM (duta kontingen) agar bisa memberikan arahan kepada atlet atau suporter untuk menjaga jalannya pertandingan," tambahnya.
Seperti diketahui, penyelenggaraan PON 2016 Jabar sempat tercoreng dengan adanya sejumlah pemberitaan miring. Misalnya, aksi anarkis dalam cabang olahraga (cabor) polo air, aksi protes kontingen DKI Jakarta, serta minimnya kelengkapan pertandingan dalam pertandingan sepatu roda.
Video: Triadi Fauzi, Peraih Medali Emas Terbanyak di PON XIX 2016
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News