Para pemain Surabaya Fever saat merayakan gelar juara WIBL musim 2016 (Foto: Dok.WIBL)
Para pemain Surabaya Fever saat merayakan gelar juara WIBL musim 2016 (Foto: Dok.WIBL)

Kembali Taklukkan Tomang Sakti, Surabaya Fever Juara WIBL 2016

Krisna Octavianus • 29 Mei 2016 00:32
medcom.id, Jakarta: Tim Surabaya Fever kembali mengukir prestasi di kancah tertinggi kompetisi bola basket putri Indonesia (WIBL). Itu terjadi usai Surabaya Fever sukses mempertahankan gelar juaranya usai menaklukkan Tomang Sakti Merpati Bali (Tomsak) pada game kedua babak final, Sabtu 28 Mei 2016.
 
Melakoni pertandingan game kedua di Britama Arena, Kelapa Gading, tim besutan Wellyanto Pribadi sukses mempertahankan performa gemilang seperti saat mengalahkan Tomsak di game pertama, Kamis kemarin. Di game kedua ini, Fever menang dengan skor 63-51 sekaligus memastikan diri sebagai juara Women's Indonesian Basketball League musim 2016.
 
Center Surabaya Fever, Gabriel Sophia terpilih sebagai Most Valuable Player (MVP) dengan koleksi delapan rebounds. Sementara pengatur serangan Tomang Sakti Merpati Bali, Agustin Retong menjadi pendulang angka terbanyak untuk timnya dengan raihan 15 poin dan juga sembilan rebounds.
 
Pada game keduanya, Fever menurunkan komposisi pemain seperti Raisa Hamidah, Marlina Herawan, Gabriel Sophia, Mega Nanda Putri dan Henny Sutjiono yang bertindak sebagai kapten tim.
 
Surabaya Fever sepertinya tidak mengalami kesulitan menghadapi Tomsak di pertandingan kali ini. Buktinya pada paruh pertama mereka berhasil unggul secara meyakinkan 37-20. Gabriel Sophia, center Fever yang turut menyumbangkan perak pada SEA Games Singapura lalu, masih terlalu tangguh di bawah area pertahanan lawan. 11 angka dan enam rebounds berhasil dikemas pemain bertinggi badan 183 cm di dua kuarter awal.
 
Klub asal Bali itu bukannya datang tanpa perlawanan. Meski mereka kalah dalam postur tubuh, tim besutan Raoul Miguel Hadinoto itu sebenarnya memiliki stamina yang mumpuni. Hanya saja meski mereka telah berjuang keras di lapangan, nyatanya mereka kalah dalam pengalaman bermain. Hal inilah yang menyebabkan belum maksimalnya Tomsak untuk meladeni permainan Surabaya Fever pada game kedua ini.
 
Tidak hanya itu saja, tim yang di motori oleh point guard handalnya Agustin Retong tersebut, tidak dapat mengantisipasi penyerangan cepat lawan. Data statistik mencatat, delapan poin Fever berhasil di raih melalui serangan fast break. Begitu pula dengan rebounds yang memang menjadi pekerjaan rumah Tomsak menghadapi sang juara bertahan. 23 rebounds yang berhasil di raih Fever pada babak pertama, membuat mereka begitu dominan. (berbanding 16 yang di buat Tomsak).
 
Babak kedua bergulir, Fever terus memberikan ancaman. Kali ini tembakan dua dan tiga angka menjadi santapan empuk bagi Marlina Herawan dan juga Raisa Hamidah. Namun tetap saja perolehan angka Surabaya Fever pada kuarter tiga  lebih banyak di hasilkan dari paint area (22 angka), sedangkan Tomsak hanya mampu mencetak delapan angka saja dari area ini. Fever pun di ambang kemenangan, dengan menutup kuarter ketiga dengan margin angka yang cukup telak 56-36.
 
Gabriel Sophia dan para pemain Fever lainnya pun akhirnya mendapatkan kepastian gelar juara lepas 10 menit kuarter akhir usai. Hasil ini juga mengulangi rekor sensasional tidak terkalahkan Surabaya Fever di musim lalu.
 
“Saya bersyukur akhirnya Fever bisa menjadi juara WIBL musim ini. Pelatih tadi menginstruksikan jangan lengah dan kita harus bermain habis-habisan. Gelar MVP bukan merupakan tujuan utama saya, namun menjadi juara merupakan impian kami bersama. Saya juga berterima kasih kepada coach Welly, karena ibarat koki dia mampu meramu para pemain Fever hingga akhirnya kami bisa meraih hasil ini,” komentar Gabi sapaan akrabnya dalam rilis yang diterima Metrotvnews.com.
 
“Pada game kedua ini saya ingatkan kepada anak-anak untuk melakukan jaga pasif (tidak mengambil bola lawan), karena pada game pertama lalu kita sering mendapatkan foul. Tadi kita juga bermain sabar dan shooter kami juga hidup. Itu kunci kemenangan kami atas mereka, “ kata Wellyanto Pribadi yang juga berharap kompetisi putri kedepannya tidak menjadi anak tiri dan di perbanyak frekuensi pertandingannya.
 
Menanggapi kekalahan di final, pelatih Tomang Sakti Merpati Bali Raoul Miguel Hadinoto, tidak berkecil hati dan tidak lupa memberikan apresiasi kepada para pemainnya yang telah berjuang keras menghadapi juara bertahan Surabaya Fever.
 
“Kami agak lemah mengantisipasi para pemain tinggi lawan. Namun anak-anak sudah berjuang maksimal di lapangan dan musim depan kami harus segera mempersiapkan diri lebih baik lagi dan juga menambah beberapa pemain baru,” ujar Ebos panggilan akrabnya.
 
“Saya juga berharap liga membuat terobosan dengan adanya pemain asing di sektor putri seperti yang terjadi di Korea Selatan, walau hanya di ikuti enam tim, nyatanya timnas mereka bisa berbicara banyak karena kompetisi putri mereka menggunakan pemain asing, imbuh pelatih Tomsak yang pernah mengantarkan timnya dua kali menjadi juara di tahun 2012 dan 2013.
 
“Yah, kami nothing to lose saja, kami tadi sudah berjuang dengan cara apapun namun tetap saja lawan memang lebih baik dari kami,” komentar Agustin Retong, point guard Tomsak yang juga andalan timnas putri Indonesia di SEA Games Singapura lalu.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ACF)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan