Menurut Gatot, pihaknya mengingatkan Panitia Besar (PB) PON agar benar-benar mengelola dana sebesar Rp90 miliar sesuai yang dianggarkan. Ketakutan itu wajar, berkaca pada PON di Riau pada 2012 yang muncul beberapa kasus penyelewengan anggaran setelah acara selesai.
"Seandainya ada kekurangan bukan berarti suatu masalah. Tetapi sebagai kehati-hatian, jangan sampai musibah PON Riau terulang di Jawa Barat, naudzu billahimindzalik," kata Gatot saat konferensi pers di Media Center PON XIX, Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/9/2016).
(Baca juga: Venue Senam lam PON 2016 Menuai Pujian)
Kekhawatiran tersebut diakui Gatot akan menjadi pertanyaan masyarakat yang telah mengetahui besaran dana acara pembukaan dan penutupan PON Jabar. Ia menginginkan, agar PB PON secara terbuka dalam segala bentuk penggunaan anggaran termasuk proses lelang yang melibatkan pihak ketiga.
Selain itu, Gatot pun menyoroti salah satu venue yang diperuntukkan cabang olahraga bulu tangkis di Bandung. Pasalnya, pembangunan Gelanggang Ola Raga (GOR) di Jalan Jakarta, Kota Bandung itu, tidak tuntas bahkan terbelengkalai. Bahkan cabor bulu tangkis terpaksa dipindahkan ke GOR Bima di Cirebon.
"Ada kecenderungan dan itu hal wajar, contohnya pengadaan barang dan jasa, pelelangan. Contohnya venue bulu tangkis di Bandung, namun tak tuntas. Akhirnya diputuskan yang sudah siap itu di Cirebon, itu menunjukan ke hati-hatian," urainya.
Segala penggunaan dana, lanjut Gatot, mulai dari perencanaan hingga penggunaan masih dalam tahap wajar. Gatot menambahkan, Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) juga diikutsertakan.
"Itu jumlah yang besar dan sensasional. Sejauh ini sudah sesuai sejauh yang kami monitor. Kami beberapa kali mendatangi PB. Kami wanti-wanti, kami titip ke BPKP untuk make sure dalam segala alokasi," pungkasnya.
Video: PB PON Pastikan Seluruh Venue Siap Digunakan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News