Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. "Selain dengan masyarakat, atlet-atlet pelatnas juga harus berbagi lokasi latihan dengan atlet-atlet DKI Jakarta. Solusi sementara adalah meminta pelatih menggelar latihan pada siang atau malam hari," kata Kepala Bidang Pembinaan PB PASI Taufik Yudi Mulyanto di Jakarta, Senin (6/2/2017).
PASI sebetulnya menyediakan tiga stadion untuk atlet pelatnas, yakni Stadion Rawamangun, Stadion Pakansari Bogor, dan Pangalengan. Namun putusan akhir pelatnas digelar di Rawamangun agar para pelatih bisa fokus mengawasi latihan atlet.
"Pelatihan yang tidak terpusat membuat pengawasan latihan cukup rumit," kata mantan Ketua Pengurus Daerah PASI DKI Jakarta itu.
"Kami meminta para pelatih pelatnas untuk menyusun program latihan yang lebih efektif. Terutama latihan yang tepat agar atlet bisa berprestasi di SEA Games 2017 di Malaysia. Setidaknya kami harus meraih medali perunggu di ajang tersebut," tegas Taufik.
PB PASI merasa SEA Games menjadi momen tepat untuk mengukur kemampuan para atlet. "SEA Games sebagai tolok ukur sebelum tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Kami akan mendatangkan pelatih dari Amerika Serikat, yaitu Harry Marra. Tujuannya agar target di Olimpiade tercapai," katanya.
Sebelum SEA Games 2017, PB PASI mendaftarkan para atlet untuk tampil di kejuaraan atletik internasional seperti Brunei Terbuka, Kejuaraan Maraton di Jepang, Youth Asian, dan Islamic Solidarity Games di Azerbaijan. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
