Baru-baru ini Sharapova mendapat kabar buruk setelah Federasi Tenis Prancis (FFT) mencabut status wild card di ajang French Open 2017. Mereka berdalih masih mempermasalahkan kasus doping yang menghinggapi petenis berusia 30 tahun tersebut.
Keputusan tersebut dikatakan langsung oleh Presiden FTT, Bernard Giudicelli. Ia mengaku bakal bertanggung jawab karena telah mencabut status wild card Sharapova.
"Adalah tanggung jawab dan misi saya untuk melindungi permainan dan melindungi standar permainan yang tinggi yang dimainkan tanpa 'doping', jadi itulah keputusan kami," ujar Giudicelli.Klik di sini: Batal Dapat Wildcard, Sharapova Gagal Tampil di Prancis Terbuka
Dengan tegas, Giudicelli jelas-jelas mengkritik comeback-nya Sharapova ke dunia tenis pasca larangan bertanding karena skandal doping. Ia pun tak segan menyampaikan pesan ini langsung ke Sharapova.
"Saya hanya ingin mengatakan bahwa saya telah memutuskan untuk tidak memberi penghargaan wild card kepada Anda seperti yang Anda minta. Tidak ada yang bisa menghilangkan dua gelar yang Anda menangkan di Roland Garros ini, karena Anda memenangkannya sesuai peraturan, tanpa menghiraukan apapun."
"Saya membaca dengan sangat hati-hati artikel 100 dan 101 dari Pengadilan Arbitrase Olahraga yang mengurangi panjangnya larangan bertanding Anda. Meskipun benar bahwa CAS mengurangi larangan Anda, mereka setuju dengan pengadilan independen yang menyatakan bahwa Anda telah melanggar program anti-doping yang berlaku di dunia tenis, yang mana Anda diskors selama 15 bulan."
Pastinya ini adalah keputusan berani yang dikeluarkan FFT. Mengingat turnamen tahun ini juga tak bisa dihadiri oleh juara tiga kali Serena Williams karena hamil. Begitu pula Victoria Azarenka, yang masih dalam cuti hamil. Sehari sebelum keputusan Sharapova, Roger Federer juga menegaskan bahwa ia tidak akan bermain di French Open tahun ini.Klik di sini: Duo Honda Bicara Perbedaan Sirkuit Le Mans
Sebaliknya, pernyataan dari Giudicelli ini mengundang sanggahan dari CEO WTA, Steve Simon. Dalam pernyataan, ia menjelaskan rasa tidak setujunya dengan apa yang diputuskan FFT.
"Wild card ditawarkan atas pertimbangan seutuhnya turnamen. Yang saya tidak setujui adalah dasar yang diajukan oleh FFT atas keputusan mereka sehubungan dengan Sharapova. Dia telah mematuhi sanksi yang diputuskan oleh CAS. Tidak ada alasan bagi setiap anggota TADP untuk menghukum setiap pemain di luar sanksi yang ditetapkan dalam keputusan akhir untuk menyelesaikan masalah ini."

Maria Sharapova saat mundur dari turnamen Roma Masters
Larangan terjun ke dunia tenis Sharapova dimulai pada Australian Open tahun lalu. Kemudian CAS mengurangi sanksi usai petenis Rusia tersebut mengajukan banding menjadi 15 bulan.
Dengan menduduki peringkat ke-221 ranking WTA saat ini, Mantan Ratu Tenis dunia itu harus mencapai semifinal di Roma Masters. Sayang ia harus mundur lantaran mengalami cedera ketika berhadapan dengan Lucic-Baroni.
Sekarang Sharapova harus menunggu sampai 20 Juni mendatang, untuk mengetahui apakah Wimbledon akan memberi wild card untuk juara 2004 itu. Sebelum hal tersebut diputuskan, Sharapova mesti mengikuti beberapa pra-turnamen lapangan rumput sebelum Wimbledon digelar.Klik di sini: Rossi Belum Terpikir Miliki Sebuah Tim MotoGP
Kemungkinan, wild card kembali diberikan Sharapova pada dua turnamen lapangan rumput. Pertama di Aegon Classic, Birmingham dan Aegon International di Eastbourne.
Maria Yuryevna Sharapova
Gelar: 25 WTA dan 4 ITF
Posisi Tertinggi: No.1 (22 Agustus 2005)
Posisi Terkini: 211 (15 Mei 2017)

Juara Australian Open 2008
Juara French Open 2012 dan 2014
Juara Wimbledon 2004
Juara US Open 2006
Gelar di Turnamen Lain
Juara WTA Final Tour 2004
Ali Adrian Raih Poin Perdana di Sirkuit Imola
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News